Rasanya Umroh di Bulan September, Suhu 44 Derajat

 

Foto: Alia Fathiyah


Assalamualaikum,

Memilih waktu untuk umroh ternyata penting juga mengingat suhu di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia. Apalagi untuk yang pertama kali umroh tentu juga sekalian ingin eksplor Madinah dan Mekkah, gak hanya ibadah. Ingin menelusuri kota suci itu tanpa harus berada di kamar hotel saja atau masjid lantraran suhu tidak bersahabat.

Alhamdulillah saya bisa kembali ke kota suci Mekkah dan Madinah. Rasanya bahagia banget. Dan untuk ketiga kalinya saya bisa menginjakkan kaki di bumi para Nabi. Insya Allah jika ada rejeki akan kembali ke dua tanah haram itu lagi. 


Pada dua umroh sebelumnya saya beriibadah di bulan Maret di mana suhunya itu sekiktar 16 derajat. Hawanya dingin dan adem banget. Nyaman bisa mengitari kota Mekkah dan Madinah di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Apalagi suasana di Madinah itu enak banget, hommie, adem, tenang dan bikin damaiiiii banget. I always love Madinah.

Tapi untuk umroh kali ini, saya lakukan di bulan September di mana suhu sekitar 43-44 derajat celcius. wow. 

Baca Juga:
- Pengalaman Memakai Paket Roaming Umroh dari Telkomsel 
- Berkunjung ke Kota Madinah di Masa Pandemi 

Jujurly, umroh ketiga ini saya lakukan secara mendadak banget. Nggak ada planning. Waktu umroh pertama itu tahun 2011 kebetulan saya dapat gratis dari kantor dan harus menunggu selama 8 bulan. Lalu umroh kedua pada 2019 ibadah bersama suami saya menunggu sekitar 2-3 bulan, dan nah umroh ketiga ini hanya sendiri menunggu hanya hitungan minggu.

Tetiba aja hati ini  pingin banget umroh, pingin curhat langsung sama pemilik langit, pemilik dunia dan segala isinya. Alhamdulillah suami izinkan langsung saya mencari travel umroh yang terpercaya dan harga sesuai budget.

Foto: Alia F


Setelah browsing, saya memilih beberapa travel yang sekiranya amanah. Saya buka medsos nya, website dan membaca review atau komentar jamaah. Lalu saya kontak WA yang tertera. Setelah beberapa mencari travel umroh, dengan Bismillah saya memilih salah satu yang ada di Facebook. Juga ada di Instagram. Rata-rata komentarnya baik, amanah dan terpercaya. Memilih travel umroh itu memang nggak mudah, nggak sedikit kita menemukan jamaah yang ditipu atau dikecewakan. Awalnya saya juga takut kena tipu karena kantornya berada di Sidoarjo, jadi kita komunikasi via online. Manasik pun via Zoom. Dan meeting point hari H keberangkatan di Bandara Soeta Jakarta.

Awalnya saya membayar DP 5 juta dulu, sambil saya kirim scan passport, KTP dan dokumen lainnya. Lalu seminggu kemudian saya transfer lagi 5 juta sampai saya menunggu tiket dan visa. Setelah perlengakapan sudah sampai di rumah, seperti buku doa, baju seragam, bantal, syal dan cover koper (saya nggak beli koper jadi bawa koper sendiri) baru saya agak yakin. Lalu tak lama visa keluar langsung saya tranfer lagi. Sampai H-7 saya belum lunas dan akhirnya tiket pesawat keluar baru saya lunasi semua biaya, dan sampai ditagih hehehe baru saya lunasi. Alhamdulillah travelnya amanah.

Baca juga:
- Pengalaman Ngopi di Kedai Cafe di Instanbul
Pengalaman Belanja di Outlet Munira Turki, Ini Tips nya Agar Gak Kemahalan

Oke kembali lagi ke umroh. Landing di Bandara Jeddah baru, dan di bus menuju Madinah. Pada dua umroh sebelumnya saya hanya bersama 15 jemaah, dan umroh ini bersama 32 jamaah. Jadi itu pertama kali saya merasa umroh 'normal', maksudnya gak nebeng bus dengan travel umroh lain secara jumlah sedikit. 

Madinah. Foto: Alia f


Ketika bus memasuki Kota Madinah saya bahagia banget. Pandemi 2,5 tahun banyak mengubah Madinah. Nomor pintu utama Masjid Nabawi yang tadinya 16 pintu yang kini diubah menjadi angka besar (ratusan). Pintu 16 itu kini menjadi pintu 331. Tugu jam yang menjadi favorit sambil bermain dengan burung merpati, kini tidak ada lagi. Kabarnya sudah dibongkar dan burung-burung pindah bermain di pintu 310 yang berada di pojok kawasan Masjid Nabawi. Bersebarangan dengan makam Baqi.

Turun dari bus saya kaget banget, disambut dengan hawa panas. Beneran panas. Biasanya di Madinah itu selalu adem, tapi ini berbeda. Cahaya matahari menyengat.Jadi payung itu memang perlu banget dibawa karena membantu kita jika bepergian ke hotel dan masjid. Sama hal nya di Mekkah juga panas, tapi suhu di Mekkah agak sedikit kecil. Tidak sepanas Madinah.

Baca:
- Cari Jaket Winter Murah di Pasar Senen, Cuma Rp 85 Ribu
Berkunjung ke Anitkabir, Makam Mustafa Kemal Ataturk di Ankara Turki
- Hidden Gems, Beli Souvenir Malaysia yang Murah
Itinerary 4D3N Murah Meriah ke Kuala Lumpur
Pengalaman Belanja di Outlet Munira Turki, Ini Tips nya Agar Gak Kemahalan

Anehnya, meski panas dan menyengat tapi keringat yang dihasilkan tubuh sedikit dan tidak berbau. Seharian di luar hotel karena terus di masjid, ketika istirahat di hotel, saya cium gamis tidak berbau sama sekali. Hebat ya. 

Pintu Masjidil Haram dengan Reza dan Ibu Mia teman sekamar. foto: Alia



Karena suhu panas di September, alhasil saya tidak banyak eksplor kota Mekkah dan Madinah. Ditambah kondisi tubuh saya tidak fit. Sejak pergi hingga kepulangan, batuk tidak pernah berhenti. Bahkan nyaris semua jamaah juga sakit, batuk dan flu juga demam. Tapi Alhamdulillah, umroh nya berjalan lancar. Dan banyak beribadah di masjid.

Semoga Bermanfaat

Alia 

2 comments