Itinerary 4D3N Murah Meriah ke Kuala Lumpur dengan Anak

itinerary murah ke KL
Batu Caves
Itinerary 4D3N Murah Meriah ke Kuala Lumpur dengan Anak- Aliaef.com

Assalamualaikum genks,


Alhamdulillah yah akhirnya jalan-jalan lagi ke luar negeri bareng anak, meski cuma ke Kuala Lumpur. Kenapa pilihannya ke KL? Pertama, ketika gue buka website Air Asia, langsung berderet destinasi domestik dan luar negeri. Di antara harga yang berjejer itu, ke Kuala Lumpurlah yang paling murah. Cuma Rp 400 ribu sekian, paling murah dibandingkan dengan ke Yogyakarta, Malang, Bali dan Lombok.

Kedua, kiddos belum pernah ke KL, traveling 2 tahun lalu baru ke Singapura, itupun juga murah.
Ketiga, kursnya tentu lebih murah kalau dibandingin ke SG, 1 RM hanya sekitar Rp 3400-3500 saja. Ehtapi, kalau tuker di KL justru lebih murah lho, di bawah Rp 3000. So, lo bawa rupiah aja terus tukar di sana.

Setelah, pesen tiket, kitapun cari hotel. Gue recomend ke paksu Hotel Butiq Alor yang gue dapet dari grup Backpacker Internasional di FB. Hasil recomend salah satu anggota itu murah, sekitar Rp 270 ribu untuk family room, dekat dengan MRT, pasar Alor dan banyak yang jual makanan.

Gue pernah menginap di dekat sana yaitu Hotel Sungai Wang Rp 430 ribu semalam, baca di sini.  Lantaran ini lebih murah dan lokasinya sama, cuma berbeda beberapa ratus meter, kitapun memilih hotel ini.
Sayangnya, gue gak brosing dulu untuk hotel ini, nanti ceritanya di bawah ya.



Okeh, gue sama paksu mengubek-ubek ittin (itinerary) mana yang cocok untuk kiddos dan murah. Idealnya, pingin yang murah meriah aja, gak pake bayar. Apalagi KL banyak kok destinasi kece yang bisa dieksplore tanpa keluar duit untuk beli tiket. Tadinya niat mau ke Petrosains bayar di sana, maksudnya gak beli dulu dari Traveloka,  harga cuma di bawah 100 RM, dan Perdana Botanical Garden, tapi entah kenapa emang gak jodoh, malah gak kesampean. Jadi ittin yang kita buat, intinya santai, gak saklek banget dan happy untuk kiddos. Kita nikmatin aja perjalanan ini, kebersamaan serta kebanyakan memakai MRT dan LRT, sama halnya ketika kita ke SG. Kalaupun mepet udah capek atau lokasi nggak ada MRT, kita pesen grab car.

kemana-mana jalan naik MRT

Setelah tiket pesawat dan hotel fix, gue mulai briefing kiddos. Ini untuk menghindari insiden ketika ke SG lalu. Waktu itu, satu tas isi oleh-oleh cokelat ketinggalan di Bandara Changi. Dan satu ransel isi semua pasport dan uang ketinggalan, dan Alhamdulillah banget ketemu itu ransel. Ini bikin lemes, mules dan shock.

Untuk menghindari kejadian yang sama, gue tekankan ke kiddos, kita harus saling back up, saling menjaga, saling mengingatkan, tolong menolong, jangan mengandalkan salah satu. Intinya nasehat emak-emak ceriwislah.

Untuk memaksimalkan bawaan dan ajarin kiddos bertanggung jawab, mereka harus membawa ransel yang isinya barang keperluan mereka (Insya Allah tar gue tulis deh tips jelong2 sama anak yaks).
Koper kita bawa dua, yang ukuran sedang dan kecil (18 inc), jejaga untuk oleh-oleh juga gaess.  Koper yang gedean tarok di bagasi, jadi paksu beli bagasi 20 kg.  Gue juga bawa ransel yang isinya semua pasport kiddos inclued tiket, uang dan barang keperluan bontot.

touchdown KL Bandara

Day- 1

Pas Hari H, kita pilih penerbangan malam jam 21.00. Sampai di bandara KL2 itu lantaran delay jadi pukul 23.00. Niatnya kalau nggak terlalu malam akan menggunakan bus ke Bukit Bintang langsung. Tapi karena sudah malam, kita menggunakan grab car yang posisinya di bawah gedung. Di sana banyak banget yang antri menunggu taksi ojol.

Biaya ke Pasar Alor itu 105 RM inclued tol jadi 110 RM (jalan tol dan bayar tolnya asik ya, gak perlu berhenti untuk nge tap. Jalan aja terus dan langsung terdeteksi sensor, jadi gak pake macet).

Sesampai di hotel gue terbengong-bengong, hotelnya dari luar di antara gedung tempat pijat dan toko ( di Pasar Alor memang banyak toko pijat, ini gak aneh-aneh sih. Ada juga orang Arab berjilbab masuk situ sama suaminya). Naik tangga tanpa ada lift. Yang pernah ke Pasar Alor pasti tau gimana suasananya, ruamee bangeeettt. Lantaran minta family room jadi dapet di lantai 3 (lo bayangin gimana itu bolak ballik). Agak menyesal juga nggak brosing lebih dulu, terlalu percaya sama grup di FB. Gue jadi mikir kenapa nggak di Sungai Wang aja, harganya nggak beda jauh. Tapi pikiran berubah ketika sampai di kamar, lumayan besar juga. Ada dua bed, satu agak besar. Disediakan 2 air mineral, kopi seduh, pemanas air untuk kopi. Kamar mandinya juga ada air hangat, sayangnya AC kurang dingin dan saluran TV cuma 3.

Itu nasi lemak keliatan dari atas hotel, rame terusss

Gue pesan 2 kamar lantaran si sulung dan tengah udah gede, jadi nggak muat juga satu kamar numplek. Pemandangan langsung ke bawah, pasar yang ramai. Jika ingin dibandingkan dengan hotel Sungai Wang, memang lobinya lebih bagus, tapi kamarnya terlalu kecil. So better untuk kamar gw pilih di Alor Boutique. Cuma masalah di lift aja sih, pernah bertanya ke orang front office, ternyata dilarang untuk membuat lift di tempat itu.

Day2: Batu Caves


Pagi jam 9 kita sarapan di depan hotel ada nasi lemak. Nasi lemak, telor, ikan teri kacang, sambel itu RM 5. Di samping ada kopi tarik, teh tarik, teh manis yang jualan nci-nci asli Medan.
Lalu kita siap-siap ke Batu Caves dengan MRT, jadi naik dulu ke arah KL Central lalu pindah tempat menggunakan KTM baru ke Batu Caves ( di akhir perhentian). Batu Caves Ini panas bangetttttt.

liburan -murah -ke kuala lumpur
Bfast nasi lemak di depan hotel


tips:
1. Bawa payung, dan topi
2. Air minum
3. Hati-hati dengan kera yang berkeliaran dan suka merampas barang kita
4. Pakai sepatu nyaman kalau mau ke atas

Nanti gue tulis sendiri soal Batu Caves ya, sama ada belanjaan murah di sini dibandingkan belanja di Bukit Bintang atau pasar lainnya.

Laper, kita naik MRT lagi ke tengah kota lalu dilanjutkan dengan grab car ke arah Nasi Kandar Pelita.


Batu Caves

Lunch: Di Nasi Kandar pelita


Ini bikin kepo, dari hasil brosing di sini banyak jenis makanan. Buka 24 jam dan harga gak gitu mihil. Tempatnya luas, gak pakai AC karena terbuka. Lantaran yang jualan orang India, kebanyakan makanan kare, santan. Untuk amannya, gue dan kiddos memilih ayam dan ikan goreng, untungnya di tas selalu ada abon dan kremesan yang sengaja dibawa dari rumah. (emak rem to the ponk)
Harga nasi dan lauk sekitar RM 8 sekian.

Dari Nasi Kandar Pelita kita jalan ke

nasi-kandar-pelita
Nasi Kandar Pelita


Menara Kembar Petronas, kebetulan jarak nggak gitu jauh, sekitar 300 meter. Dari kejauhan menara kembar juga udah terlihat.  Di Petronas nanti bakal ada penyewaan lensa one angel supaya foto makin kece karena atas menara terlihat jelas. Untung gue bawa Go Pro, so gak perlu sewa-sewaan. Kalau gak salah sewa RM 5-10.


Selesai foto-foto, kita ke arah taman yang luas, posisi di sebrang Petronas. Ada kolam renang, playground yang luas, rerumputan, kran air minum, toilet dan gak jauh ada masjid. Lengkap banget. Si bontot yang nggak bisa lihat kolam renang nganggur, dia minta renang. Untung  gue selalu bawa baju ganti bontot dan diapun renang sepuasnya. Si tengah dan sulung juga eksplore taman sambil foto-foto landscape.

Menara Petronas dan playground


Puas renang, bontot main di playground lalu bersama kedua abangnya main di taman rerumputan sambil menunggu magrib. Di KL magrib itu jam 19.30, dan itu masih terang benderang. Selesai sholat maghrib dijamak isya, kita cuzz ke hotel.

Day-3

Sarapan beda kali ini. Di sepanjang jalan Alor, banyak yang berjualan makanan tapi untuk siang tidak terlalu ramai. Beberapa toko ke arah kanan dari hotel,  ada yang jualan makanan halal. Fyi, gue dikasih tau sama sopir grab, kalau makan di Pasar Alor lihat dulu siapa penjualnya. Kalau chinese hati-hati karena nggak halal meskipun makanannya seafood.


Nah, yang gue pilih ini orang Melayu. Ketika ke KL belum lama, gue pagi-pagi pernah ngopi di sana dan ternyata penjualnya masih ada. Orang melayu campuran India. Jualannya lengkap, ada nasi goreng, mie goreng, kwetiau, semacam itulah. Jadi kiddoss  memilih nasi goreng dan mie goreng, sedangkan gue seperti biasa kopi. Perut ini bakal mules dan ngantuk kalau pagi makan berat.

Penjualnya baik banget. Ketika gue ingin ke toilet, mereka recomend gue ke hotel yang ada di bawah toko. Jadi gue turun tangga ke bawah tenryata ada hotel kecil, gue pede aja masuk, yang punya orang India. Ternyata gue dilarang karena bukan tamu hotel. Akhirnya bapak pemilik warung makanan itu anter gue ke toilet di rumahnya. Itukan perumahan kayak ruko kumuh, gue naik ke atas, tercium bau nggak enak. Jorok dan bau, gue awalnya menolak, tapi dia bilang, "Ini rumah sendiri."

Gue memutuskan mau ke sana, lantaran kita mau jalan, kebelet dan balik ke hotel males banget. Rumahnya kayak pavilioun,  depan pintu rumah ada ruang sedikit gelap diisi dengan barang rongsokan. Dari luar kelihatan kayak rumah nggak ada penghuni. Dibuka pintu cuma ada kucing dan untung toiletnya nggak kotor. Baik mereka, gue recomend makan di sini, kopinya juga enak kalau dibandingin sama yang di samping nasi lemak itu.

Alor Street

Setelah breakfast, kita ke Alor Street nggak jauh dari sana. Hasil dari brosing itu jalanan penuh mural yang instragamable. Siapaa siii hare gene yang nggak mau cari lokasi untuk content IG, Lols.
Puas foto kita jalan lagi ke arah MRT tujuan Muzium Negara . 
Ini sebenarnya di luar ittin yang gue buat, tapi gue manut aja si paksu ngajak ke sana. Sampai sana ternyata musiumnya gitu-gitu aja, kurang menarik, akhirnya kita nggak jadi masuk cuma foto doang di luar, kwkwkwkwk.

Dari sana ada petunjuk ke  arah ke Perdana Botanical Garden. Setelah liat Gmaps ternyata lokasinya jauh dan kitapun memesan grab car. Nah ini bedanya kita sama Indonesia. Grab car nunggu di mana, kita nunggu di mana akhirnya nggak ketemu. Lewat telpon kita kasih petunjuk, sopirnya nggak mau puter balik yang katanya jauh. Di cancel lah kena charge RM 4 untuk order selanjutnya gaess.
background muzium negara

MRT lagi tujuan ke Masjid Jamek.

Masjid Jamek Sultan Abdul Samad adalah salah satu masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid ini dibangun oleh pedagang-pedagang Islam yang berasal dari India di persimpangan Sungai Klang dan Sungai Gombak, pada zaman penjajahan Britania.  Nggak heran di dekat Masjid Jamek ada kawasan India.

Turis dibolehkan masuk ke sini asal memakai baju tertutup yang disediakan oleh pihak masjid (mirip masjid Sultan di SG). Dari sana kita menyebrang ke Jl India. Dari hasil brosing, Jl India menjual berbagai barang India yang unik. Di sini nggak pakai lama karena puanass banget dan si bontot ngambek.

Masjid Jamek


Dari Jl India kita jalan lurus aja ke arah Central Market.

KL itu panas banget lho, panasnya pake banget dan lengket gitu, hawanya juga. Gue berharap banget pulang dari KL berat badan turun jadi gak perlu diet, scara jalan terus menerus, Lols.

Di pertengahan jalan ketemu pepohonan besar dan kursi. Itu area kantor, mirip kayak perkantoran di SCBD Sudirman. Tapi ini lebih kecil. Ada food truck parkir ternyata jualan hamburger dan kelapa muda. Kita ngaso dulu minum kelapa muda, hehehhe.

Jl India

Sekitar 200 meter kita ke Central Market yang lokasinya dekat Petaling Street atau China Town. Di Central Market ini banyak berjualan cokelat dan souvenir. Ada toko Panda Eyes menurut gue lebih murah dibandingkan dengan cokelat di dalam Central Market.  Panda Eyes lokasinya di luar Central Market ya, Kasturi Walk. Cokelat duren, 1 kg itu 25 RM. Cokelat 1 kg sekitar RM 16.

Keliling Central Market banyak yang berjualan souvenir, baju, cokelat dan lainnya. Di lantai 2 ada food court.

Selesai di Central Market kita nyebrang masuk ke dalam China Town. Nah ini surganya yang mau belanja. Di sini barang ber merk tapi KW. Harus berani tawar sampai setengahnya atau lebih. Mulai dari tas, dompet, baju, jam, buah, mainan semua ada.

Kasturi Walk (Central Market)

Lalu dari sana berjalan ke Dataran Merdeka, yang tidak begitu jauh. Dataran Merdeka disebrangnya berdiri megah Bangunan Sultan Abdul Samad yang masih terawat baik meski usianya konon sudah 127 tahun. Sayangnya, sampai di sana sudah jelang sore dan hujan pula. Jadi kita berteduh di mall Dataran Underground. Sayangnya mall ini sepi, gak laku. Pengunjung nyaris nggak ada, toko-toko pun tutup.

Hujan lumayan deras juga dan kita menunggu lumayan lama. Nyaris 1 jam di sana, lantaran  mall juga mau tutup kita pesan grab car ke hotel. Petualangan murah hari itu selesai. Gue siap-siap packing untuk pulang besok.


Unexpected Accident:

Ada insiden malam harinya, mau tau apa? Gue kasih tau ye. Kacamata gue patah berserakan sodara-sodara. Buat emak yang punya anak laki banyak, pasti paham gimana kalau anak laki yang nggak bisa diam. Si bontot sama si tengah bercanda, gue yang lagi tiduran sambil main HP sudah mengamankan kacamata, tapi tetap aja kena keinjek si bontot, dan ini udah ke empat kalinya gaess. Lumayan panik, di negeri orang, nggak ada kacamata, besok mau balik. Minus udah lumayan gede, orang jelek bisa kelihatan ganteng di mata gue. Untung alhamdulillah menginap di Bukit Bintang, dari brosing ada optik di Plaza Sungai Wang.

Jl Alor dari atas hotel

Jarak kurleb 300 meter dari hotel, bakal tutup pukul 22.00. Ditemani paksu kita jalan ke sana di antara keramaian, Bukit Bintang on di malam hari, macet. Waktu tersisa 30 menit lagi akan tutup. Sampai sana, udah banyak toko siap-siap tutup, deg-degan, tak ada satupun yang tahu ketika gue tanya lokasi optik. Alhamdulillah yah, Allah Maha baik, ada optik yang mau memindahkan kaca lensa ke frame baru harga murce 45 RM cuma 6 menit.  Drama end. Lega.

Day 4.
Harus check out jam 12 siang. Lagi-lagi sarapan di nasi lemak depan hotel. Kali ini gue mau beli Milo dan cokelat murah di NSK Trade Center. Gue pernah ke sana, harga Milo lebih murah jika mau dibandingkan di Central Market. Jika di Central Market itu RM 17-18. Sedangkan di NSK itu hanya RM 13-14 . Gue Pernah nulis di sini

Lantaran nggak ada MRT ke arah sana dan waktu mepet dengan check out, gue pesen grab. Si sulung dan tengah tinggal di hotel. Pakai grab car kena RM 14. NSK Trade Center ini mirip Lotte, barangnya murah-murah. Kalau mau didagangin lagi gue saranin beli di sini, semuanya ada.


NSK Trade Center

Langsung balik hotel, untuk check out. Sambil menunggu ke bandara, kita balik ke mana hayoooo. Balik ke Menara Petronas cuma untuk renang, si bontot maksa banget, Lols. Makan siangnya kita beli KFC yang di take away, terus makan di taman sambil menikmati Menara Kembar dan angin sepoi-sepoi..mantaapppp.

Dan kitapun ke bandara dengan grab car Alhamdulillah lancar jaya nggak ada drama.

Happy Traveling gaes, ini liburan murah kita. Kalian gimana?

Semoga Bermnafaat

Alia Fathiyah

2 comments

  1. aku bacanya ikut keringetan hahaha. karna senasib kita punya 3 anak laki :D
    seruu yaa perjalanannya. soal kacamata, punyaku malah keinjek diri sendiri wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahha maap slow respon. Taukan punya anak laki 3 dramanya kebangetan, duh kenyang deh jadi emak hahahaa

      Delete