Foto: pribadi |
Assalamualaikum geys...
Belum lama ini saat ke Kuala Lumpur saya memilih menginap di Hotel Travelodge di Bukit Bintang. Entah kenapa saya selalu memilih hotel di kawasan Bukbin, lantaran lokasinya rame, banyak penjual makanan, kalau malam hari seru, berdekatan dengan banyak mall dan pastinya strategis. Bisa naik Monorail atau LRT atau bisa taksi.
Kenapa memilih Travelodge? Ini saat pergi kondangan ke Malaysia, Bu Elly memberikan saya mandat untuk mencari hotel yang ada breakfast nya. Ketika sedang searching dan membaca ulasannya kebanyakan positif kita memutuskan untuk menginap di Travelodge.
Waktu itu sedang dapat promo jadi semalam sekitar Rp600 ribu sekian dan kita booking selama 3 malam. Lantaran sudah banyak browsing hotel, saya jadi kurang fokus saat pemesanan. Saya tidak memasukkan nama saya di bagian booking jadi secara otomatis kesimpan nama email which is nama kantor saya. Sedangkan di peraturannya harus pakai nama sendiri untuk di cek paspor nanti. Bingung dong.
Baca Juga:
- Kondangan ke Malaysia, Ini perbedaanya dengan di Indonesia
- Cara Daftar Kuliah di Malaysia tanpa Agen
Oiya saya pesan lewat Agoda, yang tertulis jika sudah pesan urusannya sama si property (hotel), Agoda nggak ikut campur lagi. Saya cari kontaknya gak ada, emailnya juga. Lalu saya browsing Travelodge secara keseluruhan, yang ternyata cabangnya banyak ada di beberapa negara. Saya email ke Travelodge pusat nggak direspon. Dan ketemu Travelodge di Bukbinnya juga gak direspon. Pablebuat pasrah dah.
Heading to Travelodge
Front office |
- Cari Jaket Winter Murah di Pasar Senen, Cuma Rp 85 Ribu
- Berkunjung ke Anitkabir, Makam Mustafa Kemal Ataturk di Ankara Turki
- Hidden Gems, Beli Souvenir Malaysia yang Murah
- Itinerary 4D3N Murah Meriah ke Kuala Lumpur
- Pengalaman Belanja di Outlet Munira Turki, Ini Tips nya Agar Gak Kemahalan
Saya sampai di Travelodge sudah malam karena pesawat delay. Ketika check in dibantu oleh seorang bapak yang berada di front office meminta kode booking dan paspor. Saya jelaskan kalau nama yang tertera nama kantor, saya mau ubah tapi nggak bisa. Ternyata si bapaknya baik.
"Ini untuk keamanan Anda, jika ada orang yang mengambil booking Anda jika tak memakai nama sendiri sesuai paspor," katanya. Oke noted.
Lobi nya tidak terlalu luas, front office nya juga mungil dan petugasnya berdiri dengan pas khusus sebadan. Di sebelah lobi ada ruangan pintu kaca tertutup, ternyata untuk breakfast. Oiya ternyata saya salah, pemesanan saya tidak termasuk breakfast. Entah kenapa, yaaa pada akhirnya kiita mencari sarapan di Bukbin yang banyak pilihannya. Tentunya nasi lemak dan kopi, malah lebih enak kita bisa melihat banyak rupa di pagi hari.
lobi. foto: pribadi |
Baca:
- 9 Hikmah #DirumahAja Karena Wabag Covid-19
- Ke Gunung Uludag Turki, Indahnya Kota Bursa
- 6 Hal yang Perlu Diwaspadai Jika Pergi ke Luar Negeri
- Ke Turki Lebih Baik Membawa Dolar US, Lira atau Rupiah?
- Penerbangan Panjang ke Turki
Kita mendapatkan kamar di lantai 3. Masuk ke kamar hotel ruangannya terbilang besar. Dua tempat tidur, tanpa lemari hanya disediakan gantungan baju, serta TV di depan tempat tidur dan kamar mandi.
Lokasinya strategis. Jika keluar hotel pada malam hari, sudah sangat ramai dengan pedagang dan pembeli di jalan Alor, bahkan jika pesan taksi pun agak sulit. Beberapa kali sopir taksi nggak bisa mengantar ke depan hotel karena macet. Tapi jika siang hari sepi so taksi atau mobil bebas berseliweran.
Pemandangan dari dalam kamar. foto: pribadi |
Note:
- Tempatnya enak, kamarnya besar
- Petugasnya baik dan satpamnya juga gercep menolong saat kita kesulitan lantaran banyaknya tas yang dibawa
- Strategis
- Bisa beli makanan dari luar hotel dan makan di dalam kamar
- Di samping kanan hotel ada penjual asal Indonesia ayam geprek enak. Beli aja kalau kangen masakan indo hanya RM10
- kesimpulannya: oke kok
No comments