10 Kelebihan atau Keuntungan Menjadi Jurnalis

 

Assalamualaikum, sekarang kita akan membahas kelebihan atau keuntungan menjadi jurnalis, aliaef.com

Menjadi seorang jurnalis hingga saat ini masih dipandang sebagai sebuah profesi yang membanggakan. Meski menurut saya, jurnalis saat ini sudah berbeda jauh dengan jurnalis zaman saya dulu, awal tahun 2000-an. Ketika belum ada media online sebanyak ini.


Sekarang sepertinya orang mudah mengklaim diri menjadi seorang jurnalis. Hanya bermodalkan sebuah media website yang siapapun bisa bikin, dengan embel-embel nama berbau media atau berita. Pencarian berita pun untuk jurnalis sekarang jauh lebih mudah, tinggal googling atau melihat youtube dari seorang tokoh atau publik figure lalu jadilah sebuah berita. Tantangannya sudah tidak se-excited dulu.

Baca:
- Cara Meliput Berita untuk Jurnalis Baru, Ini 5 Tipsnya
-  
Mau Jadi Jurnalis? Ini Syarat Pentingnya Sedikit saya akan jabarkan kelebihan dan keuntungan menjadi seorang jurnalis. 1. Menambah Wawasan

Ketika press conference

Hal yang lumrah seorang jurnalis diroling untuk desk berbeda. Misal tadi dia jurnalis yang meliput politik, lalu tak lama dipindah ke ekonomi, lalu gaya hidup, lalu olahraga dan seterusnya. 
Keberagaman ini menjadi menambah wawasan, karena setiap desk memiliki tantangan tersendiri. Kalau saya pertama kali menjadi jurnalis itu pernah merasakan di politik meski hanya sebentar. Awal banget masuk sudah disuruh meliput kampanye pemilihan presiden di GBK, rame dan heboh. Pernah disikut paspampres karena saya terlalu dekat dengan presiden. 

Lalu pernah meliput olahraga juga hanya sebentar, dan yang paling lama adalah saya meliput di desk gaya hidup, selebritas, musik, film, seni, wisata, lalu pernah ke metro. Profesi ini memang tidak membosankan karena banyak hal baru yang didapat setiap harinya.2. Outfit bebas

Dulu waktu masih kuliah saya agak gelisah ketika berfikir akan masuk dunia kerja. Karena harus menggunakan blazer, kemeja, rok dan sepatu high heel, belum lagi harus dandan. Belum lagi bekerja di belakang meja, rasanya bakal membosankan. Allah Maha Baik saya diberi pekerjaan menjadi seorang jurnalis yang setiap hari ke lapangan, memakai baju bebas, seperti sehari-hari. Jeans, kaos atau kemeja dan sepatu kets. Happy banget.

Baca:
9 Hikmah #DirumahAja Karena Wabah Covid-19
- Ke Gunung Uludag Turki, Indahnya Kota Bursa
6 Hal yang Perlu Diwaspadai Jika Pergi ke Luar Negeri
Ke Turki Lebih Baik Membawa Dolar US, Lira atau Rupiah?
Penerbangan Panjang ke Turki 

3. Berpetualang

Yang suka dunia luar, suka traveling dan suka eskperimen, sepertinya cocok menjadi seorang jurnalis. Karena kita bisa pergi kemana aja dengan gratis pula. Meski selama jadi jurnalis saya nggak pernah ditugasin ke luar negeri (hiks) tapi untuk urusan pergi ke beberapa derah di Indonesia lumayan banyak juga. 

4. Selalu Mendapatkan Fasilitas Bintang Lima

Namanya jurnalis, apalagi dari media terkenal dan besar, difasilitasi itu hal yang biasa. Misal diundang untuk sebuah liputan, keluar kota atau bepergian kemanapun. Datang ke bandara, langsung masuk ruang boarding dan duduk manis di pesawat. Lalu dijemput dengan kendaraan nyaman pula. 

Nggak ada itu pusing mikirin tiket, check in hotel dan pesawat. Dapat hotel pun seringnya bintang 5, kemana-mana memakai kendaraan nyaman, diajak kuliner di daerah yang dituju, makan apapun bebas, pulang dikasih oleh-oleh, dan semuanya gratis. Kalau yang ngundang baik malah suka diselipin uang saku. 

5. Boleh Complain 

Sepertinya ini salah satu ke-belagu-an atau ego seorang jurnalis. Lantaran si pengundang takut diberitakan jelek, atau hubungan menjadi buruk, mereka selalu memberikan pelayanan yang maksimal. Lagi memang itu sudah menjadi kewajiban si pengundang dan itu hal yang standar. 

Saya dulu termasuk yang nyinyir sih, mikirnya gini (kalau bisa jangan ditiru), diundang untuk sebuah liputan, let say keluar kota. Mereka butuh jurnalis untuk dipromosikan acaranya, kasih dong pelayanan yang bener. Ibarat undang tamu ke rumah tapi nggak dikasih makan atau minum, tapi malah bawa makanan sendiri. Jadi kalau udah mengundang jurnalis yang memang seharusnya diberikan seperti fasilitas hotel, pesawat dan makan. Ada banyak kasus soalnya, udah diundang jauh-jauh tapi malah diterlantarkan.

6. Bertemu Orang Penting

Nggak semua orang bisa sebebas mungkin bertemu, ngobrol atau bercanda dengan presiden, menteri, pejabat, konglomerat, artis, kecuali jurnalis. Mereka-mereka ini sadar, profesi jurnalis bisa dibilang setara jadi mereka memperlakukan jurnalis sebagai teman. 

Wawancara Pak Habibie di kediamannya 

Alhamdulillah saya punya kesempatan ke rumah alm Pak BJ Habibie, untuk wawancara dan tertawa bareng. Pengalaman yang nggak bakal terlupakan karena bisa dekat dan melihat langsung ketika beliau bicara bagaimana jeniusnya. Bebas ngobrol dengan artis atau bahkan main ke rumahnya. 

Selain itu Jurnalis bisa datang ke konser dengan gratis, ke kawinan anak konglomerat  dengan mulus. Saya Alhamdulillah hampir semua konser musisi luar negeri sudah didatangi. Mulai dari Mariah Carey, Jlo, Metallica, Guns N Roses, Deep Purple, Scorpion, hampir semuanya dengan gratis pula.

7.Bermanfaat

Jika menulis sebuah berita yang bakal memberikan manfaat secara luas kepada pembaca kayaknya seneng banget. Mengungkapkan fakta untuk menyebarkan informasi, asal jangan menggunakan opini sendiri 

8. Banyak Mendapatkan Souvenir atau Hadiah

Kalau liputan ke sebuah press conference, yang mengundang biasanya menyediakan souvenir atau dorprize. Dorprize nya mulai dari handphone, TV, motor, laptop, voucher hotel, tiket pesawat, atau uang tunai yang terkecil adalah kaos. Doprize bisa dibilang cuma bonus dari sebuah liputan, mungkin pengundangnya ingin bagi-bagi rezeki. 9. Lebih Kritis 



Membuat buku bersama Bang Ferry M Baldan dengan beberapa jurnalis
Berada di lingkungan wartawan menjadikan kita sebagai pribadi yang kritis, atau kadang julit. Sampai sekarang masih saya rasakan, kita nggak bisa langsung percaya dengan isu tertentu atau orang lain. Mungkin ada yang bilang suuzon karena melihat dari sisi negatif, tapi sebenarnya bukan. Jurnalis terbiasa ketika mendapatkan sebuah info atau isu nggak langsung percaya sebelum dikroscek terlebih dulu. 

Kadang di komunitas atau lingkungan baru, saya suka beprilaku kayak gitu, kritis dan banyak bertanya. Beberapa orang yang nggak paham sering terlihat nggak suka, susah juga menghilangkannya karena terbiasa harus kritis. Belum lagi suka nggak satu frekwensi jika mendengar rumor yang nggak logis. 

Nggak heran, (teman-teman saya juga mengakuinya), jurnalis ini kadang suka nggak nyambung jika berada di lingkungan berbeda. Misal di lingkungan sekolah anak, lingkungan tetangga, atau komunitas, tapi lambat laun bisa adaptasi dan paham posisi di mana harus seperti apa. Jadi jurnalis itu agak sulit memiliki teman baru yang bisa memahami. 

10. Banyak Teman



Semoga Bermanfaat
 Alia fathiyah


No comments