Kenapa Harus Vaksin, Agar Anak Tumbuh Sehat dan Bahagia




Sudah hampir tiga minggu anak-anak  kembali ke sekolah. Ini pertama kalinya si bontot, Fatih, 4,5 tahun masuk TK A. Dia tentu semangat banget untuk pergi ke sekolah. Memakai seragam dan bertemu teman baru.
Bacaan Penting:
- All New Nissan Livina, Mobil Idaman Para Ibu Indonesia
Bunda Tenang, My Baby Minyak Telon Plus Lindungi Anak hingga 12 Jam
- Cari Tas Murah di Pasar Senen Jakarta
- Jalan-jalan Seru ke RKB BNI Fest di Halal Park Senayan


Namanya juga sekolah, bercampur dengan anak-anak lain, penyebaran virus sangat mudah sekali. Pergi ke sekolah anak terlihat sehat, tapi lantaran daya tahan tubuhnya sedang lemah, sepulang sekolah anak bisa terlihat loyo karena sudah ditulari temannya. Banyak orang tua yang tidak ngeh kalau anaknya sakit dan bakal menularkan ke anak yang lain. Tidak sedikit kita temui, seorang anak yang dengan entengnya batuk di depan teman-temannya. Tanpa menutup mulutnya dengan tangan.

Bukan cuma batuk, bisa juga bersin atau ada lendir yang keluar dari hidungnya, lalu mengelap tangan ke bajunya sembarangan. Kita memang nggak bisa menyalahkan si anak, harusnya dari orang tua yang sudah mengajarkan anak bagaimana menutup mulut saat bersin. Atau si anak nggak usahlah masuk sekolah jika sedang sakit.

Pergantian cuaca biasanya membuat anak jadi mudah sakit. Belum ditambah dengan semakin ganasnya virus dan bakteri yang ada di luar sana. Stamina turun sedikit, anak bisa terkena batuk atau flu.

Sebagian orangtua menganggap penyakit anak masih dalam taraf ringan sehingga masih melepasnya ke sekolah. Namun, ada juga sebagian orangtua yang langsung melarang anaknya sekolah bila batuk sedikit.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian influenza mencapai 5 juta kasus per tahun dan angka kematian akibat penyakit ini mencapai 500.000 kasus.  Angka kematian tertinggi pada anak di bawah usia 5 tahun akibat penyakit ini disebabkan oleh infeksi paru-paru. Gejala influenza bisa berupa demam, meriang, nyeri tenggorokan, batuk, pilek, lemas, nyeri otot, dan nyeri kepala.

Infeksi influenza dapat memberi dampak berbeda terhadap setiap orang. Kendati sehat, seseorang bisa saja terserang flu dan menularkannya terhadap orang lain. Gejalanya bisa ringan namun bisa juga berat hingga memerlukan perawatan di rumah sakit.


Dan vaksin influenza sangat berguna untuk meminimalisir risiko terserang flu serta penularannya.  Vaksin influenza bekerja dengan cara membangun antibodi dalam tubuh seseorang untuk melawan virus influenza. Vaksin influenza butuh sekitar dua minggu untuk bekerja menciptakan antibodi dalam tubuh seseorang.

Di negara beriklim dingin, musim flu terjadi antara bulan Desember hingga Februari. Agar efektif, vaksin influenza dianjurkan untuk diberikan sebelum bulan Desember, bisa diberikan pada bulan November atau Oktober.  Sementara di negara beriklim tropis seperti Indonesia, wabah flu bisa terjadi kapanpun. Oleh karena itu penting untuk mendapatkan vaksin influenza untuk mencegah penyakit ini.

Kenapa Harus Vaksin


Pada pekan lalu saya datang ke sebuah acara Blogger Gathering bertajuk Back to school bersama beberapa blogger dari The Urban Mama. Dihadiri oleh  dr. Attila Dewanti yg membahas apa itu influenza dan kenapa kita harus vaksin influenza.

Menurut dr Atilla flu atau yang dalam istilah kedokteran disebut influenza merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan B. Karena termasuk jenis penyakit menular, anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah bisa saja terinfeksi dari orang lain yang menderita flu dari kedua virus tersebut.

Pada anak-anak, influenza dalam setahun bisa terkena empat kali atau lebih. Virus flu bisa hidup sampai 48 jam. Flu menyerang saluran nafas, yang penyebarannya melalui bersin, batuk atau berbicara. Untuk flu sendiri dibagi 2 : common cold dan influenza.

Common cold atau biasa dikenal dengan flu ringan itu terkena hanya 1-4 hari saja lalu sembuh. Sedangkan, influenza ini yang perlu diperhatikan. Virus ini agak lebih berat yang bisa mengakibatkan pneunomia.

Untuk mengetahui seorang anak terkena pneumonia atau tidak, bisa dilihat dari gejalanya:

1. Demam
2. Batuk, yang mungkin kering dan mungkin juga berdahak diikuti dengan lendir atau mukus (lendir) berwarna hijau atau kuning
3. Bernafas dengan nada tinggi, atau seperti ngos-ngosan
4. Kesulitan bernafas
5. Muntah-muntah
6. Rasa nyeri pada dada


Nah menurut dr Atilla, jika masih tahap flu, dan orang tua membawa anaknya ke dokter, baiknya  anak tidak usah diberikan antibiotik. Ini sudah ada di dalam kebijakan WHO untuk penyakit ringan semacam flu. Kecuali jika flu nya sudah masuk tahap pneunomia, itu memang harus diberikan antibiotik.

Banyak teman-teman saya yang mengeluh kalau dokter 'memaksa' memberikan antibiotik ke anak padahal hanya demam, flu atau batuk biasa. Sama halnya dengan saya. Tapi saya tandai nih, jika saya berobat ke dokter umum di klinik pasti diberikan antibiotik meski sudah saya tanya apakah perlu. Jawaban dokter perlu karena sudah lewat beberapa hari flu nya.

Tapi jika saya ke dokter spesialis anak di rumah sakit, si dokter tidak perlu memberikan antibiotik. Pertimbangan saya memilih dokter umum, karena hanya flu ringan, untuk apa ke dokter spesialis yang harganya dua kali lipat dari dokter umum.

Jujur nih, setelah saya datang ke acara talkshow ini, jika suatu waktu ke dokter umum lagi saya akan cari 'aman'. Daripada 'berantem' sama dokter dan suster, saya tetap akan menebus antibiotik tapi tidak diberikan ke anak. Agree mom? Capek kali, kita pusing melihat anak sakit tapi harus beradu argumen dengan dokter yang tentunya banyak sekali kalimat 'medis' yang nggak dimengerti orang awam. CMIIW

"Jangan dikasih antibiotik, cukup banyak minum air hangat dan istirahat," kata dr Atilla di Kembang Kencur di Pejaten, Jakarta Selatan, 27 Juli 2019.

Untuk anak yang akan flu, kata dr Atiila sudah merasa badannya tidak enak di 5-7 hari ke depan. Inipun sudah bisa menularkan ke anak lainnya. Alangkah baiknya, jika anak lebih sering mencuci tangan dengan sabun, benda atau bagian yang dipegang anak sebaiknya dibasuh dengan lap atau tisu beralkohol. "Karena dalam 30 menit itu anak sudah 300 kali memegang. Kita nggak tahu di bagian mana yang dia pegang itu sudah ada virus flu," kata dokter cantik ini. "Agar tidak terkena penularan, ya sebaiknya di vaksin flu tiap tahun."

Dr Atilla mengatakan jika melakukan vaksin sebaiknya memilih yang strain 4, lantaran bisa menghabiskan semua virus flu di dalam tubuh.


Dalam talkshow tersebut juga dihadiri oleh artis Maya Sapta. Maya Sapta dikenal ketika sering muncul di Ini Talkshow bersama Sule dan Andre Taulany yang tayang di Net TV. "Saya itu kalau melihat anak orang ada yang sakit tapi tetap pergi ke sekolah, bikin saya deg-degan. Kalau anak saya sakit, bisa menularkan ke adiknya yang masih bayi, kasihan. Juga bisa menular ke orang rumah lainnya," kata Maya.

Selain melakukan vaksin, Maya juga menjaga anaknya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan memberikan makanan bergizi.

Semoga Bermanfaat

Alia Fathiyah


No comments