Assalamualaikum,
Dari judulnya terkesan ambis banget yaaaa liburannya dan kebayang gimana capeknya. Tapi gak capek kok, kita nikmatin banget, fun. Kok kita? Yup..ini liburan sekolah geys. Jadi bulan Juli lalu, saya, paksu, si tengah dan si bontot berkunjung ke kampus si sulung di University Utara Malaysia di Sintok, Kedah Malaysia.
Memang rencananya udah lama, pingin melihat kampus si abang mumpung doi belum wisuda. Nanti kalau wisuda kita akan ke sana lagi hehehe.
So..berangkatlah kita dan memilih Penang untuk landing, bukan Kuala Lumpur. Kenapa bukan KL? Waktu awal kuliah,lantaran belum ada pengalaman dan pertama kali pula, si sulung memilih jalur KL lalu ke Kedah, ternyata biayanya lebih besar. Tiket ke KL Rp1 juta sekian, dari KL ke Alor Star (Ibu kota nya Kedah) naik pesawat lagi sekitar Rp 700 ribuan saat itu. Naik bus bisa tapi lama hingga 7 jam.
Nah, belakangan diketahui ternyata lewat Penang lebih murah dan dekat, hanya 3 jam perjalanan. Mendarat di Penang, sudah dijemput oleh si sulung. Dia menyewa mobil dari Sintok jika dirupiahkan kurleb Rp 440 ribu sekian. Hitungan pinjam mobilnya 24 jam lepas kunci. Jadi kita bebas kemana aja.
Baca:
- Pengalaman Ikut War Tiket Konser Coldplay
- Cari Travel Umroh yang Amanah itu Susah atau Gampang?
- Rasanya Umroh di Bulan September, Suhu 44 Derajat Celcius
Penang
Mendarat sudah jam makan siang, kitapun ke George Town untuk mencari makan. Ketemulah Nasi Kandar Line Clear yang ternyata sudah berdiri sejak tahun 1982. Ini ketemunya nggak sengaja, keliling George Town, lalu ketemu lahan parkir dan tertulis ada Nasi Kandar. Lokasinya di gank dan selalu ramai pembeli.
Setelah itu, kitapun mencari masjid untuk sholat tiba-tiba hujan deras. Beneran deras dan lama pula, alhasil kita menunggu reda lantaran parkiran mobilnya lumayan jauh. Udah kebayang yaaa pasti sampai Kedah bisa malam hari.
Makan di Clear Line |
Sekitar pukul 17.00 waktu Penang kitapun melaju menuju Kedah. Ternyata oh ternyata, jam pulang kantor macet. Nggak jauh berbeda dengan Jakarta yaaa, di sore hari dan habis hujan Penang macet juga. Tapi semacet-macetnya di Penang, masih bisa jalan gak stak banget kayak Jakarta.
Sintok, Kedah
Touch Down di Kedah, kita langsung menuju Sintok dan sudah memesan hotel di EDC UUM. (Insya Allah nanti saya tulis untuk review nya sedikit). Harganya sekitar Rp 400 an, dan memang hotel ini diperuntukkan untuk keluarga dari mahasiswa UUM yang sedang berkunjung. Hotelnya luas tapi bangunannya terbilang bangunan lama. Jadi ketika masuk kamar, ruangan nya bau 'lama' alias ruangan yang jarang ditempatin (nanti saya tulis lagi soal hotelnya). Menginap semalam di sana, dan esok paginya kita siap-siap untuk ke Hatyai Thailand.
Jarak Sintok ke Hatyai itu sekitar 75 km. Pingin merasakan bagaimana kereta api di luar negeri (halalh) kitapun memilih naik kereta ke Hatyai. Ternyata kereta apinya masih jadul geys, kayak kereta api di Jakarta 10 tahun lalu hahahha. Nggak ada AC, duduk saling berhadapan, yahhh namanya juga Thailand. Yang ada dalam bayangan saya, (saking sering liat di Instagram), kereta api kayak di eropa wkwkwk. Ternyata amsyong.
Jadi dari UUM kita mengembalikan mobil sewaan lalu memesan sapu. Sapu ini semacam taksi online. DI Sintok ini sepi alhasi untuk semacam Grab itu susah dicari alhasil kita menggunakan sapu. Entah bagaimana memesannya, si sulung yang urus. Sopir sapu nya perempuan India yang sudah lama tinggal di Malaysia. Demen banget ngobrol, dia cerita punya 3 anak, diperlihatkan pula foto anak-anaknya. Lantaran kita sudah letih, alhasil kita sodorin si sulung duduk di depan untuk menemani sopir ngobrol wkwkwk.
Baca:
- Ke Gunung Uludag Turki, Indahnya Kota Bursa
- 6 Hal yang Perlu Diwaspadai Jika Pergi ke Luar Negeri
- Ke Turki Lebih Baik Membawa Dolar US, Lira atau Rupiah?
- Penerbangan Panjang ke Turki
Jarak Sintok ke Stasiun Arau itu sekitar 30 menit. Setelah itu kita naik kereta menuju Padang Besar, ini jalur untuk ke Hatyai. Stasiunnya ramai sekali, dan kita menunggu sampai loket tiket dibuka. Di sana membeli tiket antar kota menggunakan mesin alhasil paksu memakai kartu kredit untuk membayar segalanya. Kecuali tiket untuk ke Hatyai menggunakan cash per orang 8 RMY.
Lucunya di Padang Besar ini jarak imigrasi Malaysia dan Thailand hanya beberapa langkah kaki saja, dengan gedung yang sama. Jadi kita keluar dari imigrasi Malaysia, lalu diarahkan jalan ke atas tangga, bertemu loket yang ternyata itu udah di Thailand, LOL. Di cap lagilah di imigrasi Thailand lantaran kita sudah masuk ke wilayahnya.
Ketika diimigrasi Malaysia ditanya untuk apa ke Hatyai dan sebelumnya dari mana. Ketika saya menjawab habis nengok anak yang kuliah, orangnya jadi agak ramah.
Selesai, kita langsung masuk kereta ekonomi itu yang epik banget. Penjual makanannya juga bebas keluar masuk lagi, mirip banget dengan jakarta 10 tahun lalu. Perjalanan selama 1 jam yang kebanyakan pemandanganya pepohonan, gak jauh berbeda kalau kita ke jalan tol antar daerah.
Hello Thailand
Touch down di Hatyai. Dari dulu kepengen banget ke Thailand which is Bangkok gak kesampean. Banyak banget bikin janji sama teman-teman untuk ke Bangkok lalu belanja di Pasar Chatucak tapi nggak ada yang kejadian, Lol. Alhamdulillah ke Thailand juga meski masih di Hatyai.
Lalu saya dan paksu mencari ATM dan money changer agak susah yaaaa. Di dompet hanya ada ringgit dan rupiah. Saking lapernya makan dulu di KFC dengan menggunakan ATM, dan paksu sambilan mencari mesinnya.
"Ada ATM tapi bahasa Thailand semua," katanya. piyeee.
Ini keretanya geysss wkkw |
Selesai makan kita mencari hotel berbekal gmap, kebetulan dari stasiun nggak jauh hotel yang dituju. Sambilan berjalan menggeret koper tak sengaja bertemu money changer. Hey geys, yu no what, mereka gak mau terima rupiah lhooo untuk dituker. Entah di sini doang atau di semua money changernya,nggak paham. Akhirnya gue menukar ringgit ke bath, dapetlah 700 bath. Gue pikir cuma sehari di Hatyai cukuplah duitnya untuk jajan.
Jalan ke hotel nggak ketemu, map nya salah kasih arah, tiba-tiba ada tuk tuk yang sopirnya orang muslim yang ramah. Dia mau mengantarkan kita ke hotel dan bayar seberapa saja. Baik banget ini bapak.
Kita menginap di Sakol Hotel, di pinggir jalan yang ramai tak jauh dengan Lee Garden Plaza. Harganya tidak sampai Rp 500k. Check in hotel, ternyata pihak hotel meminta deposito 1000 bath, cash, untung tadi udah menukarnya di money changer. Habislah uang bath tersisa ringgit. Cari lagi ATM di sekitaran Lee Garden.
Kamar hotelnya terbilang besar, lebih nyaman dan enak dibandingkan dengan EDC UUM. Oiya, saking si sulung dan tengah udah besar, jadi mereka nggak nongol ketika check in. Peraturannya kan hanya suami istri dan 1 anak. Alhasil kita pun numplek satu kamar jadi lebih seru.Husshh...jangan bilang-bilang yaaa.Baca Juga:
- Pengalaman Memakai Paket Roaming Umroh dari Telkomsel- Berkunjung ke Kota Madinah di Masa Pandemi
Sehari saja di Hatyai, besoknya check out lalu back to Kedah untuk ambil koper yang dititipkan di kamar kost si sulung lalu langsung cabut ke Penang. Kita menginap semalam di Penang sekaligus kembali menyewa mobil untuk jalan-jalan di Penang.
Keesokan siangnya siap-siap ke bandara untuk balik ke Jakarta. Happy dan fun meski belum puas eksplore Hatyai. Insya Allah one day ke Hatyai lagi.'
Semoga Bermanfaat
No comments