Jadi Self Employed itu Berat Kawan, Ini Cerita Gue.


Self Employed. Kerja sendiri, jadi karyawan untuk, dan dari diri sendiri. Nggak ada yang gaji, nggak ada yang bayar. Semuanya dilakukan sendiri. Sukur-sukur kalau berkembang bisa punya karyawan, aamiin.



Selain jadi blogger, sekarang ini gue memang sedang membangun branding untuk Alsya Communications, milik gue sendiri. Kerjaan jasa ala-ala PR yang bantuin orang untuk promosikan produk atau perusahaanya ke wartawan, blogger juga boleh, influencer malah boleh banget. Heheheh.

Baca:
7 Inspirasi Padu Padan Sneakers Agar Tampil Fashionable
Pengalaman Berobat Tumor di dr Paulus W Halim BSD City
5 Jajanan Enak di Lurik Coffe & Kitchen, Dijamin Bikin Ketagihan

Alsya Communications dibuat secara nggak sengaja tahun 2010, waktu itu masih aktif jadi wartawan di Harian Rakyat Merdeka. Punya adek sepupu yang jago desain grafis, minta dibikinin logo ini, sampai sekarang. Saat itu dapat job gede dari seorang konglomerat, kayaknya lebih afdol ada 'bendera', jadilah membuat Alsya Communications. Waktu itu masih jadi side job, karena main job gue adalah wartawan yang dikejar deadline dan ngejar narasumber. (Ada yang bilang, sekarang dikejar kerjaan dan rezeki, aamiin).

Meski dengan konglomerat ini, Alhamdulillah berjalan lancar, sukses dan berhasil 'mengeruk' keuntungan besar, tapi hidup nggak semulus wajah Son Ye Jin. Urusan dengan konglo selesai, mulai lagi cari klien. Tapi lantaran saat itu masih jadi karyawan, jadi sempat vakum nih Alsyacomm.

Nah, sejak resign mulai deh mikir cari duit lewat Alsyacomm, terutaman sejak 2017 ini mulai diseriusin banget. Kantor bakal berjalan itu kalau ada klien kan? Yang bakal bayar jasa kita, kalau nggak ada klien, ngapain? Mejeng aja gitu di Instagram, hahahaha.

Biasanya, perusahaan atau kantor PR besar yang dapat job akan mencari orang kedua untuk bagian koordinir media. Kalau mereka hire PR 'beneran' itu harganya mihil bingit, apalagi jika nggak punya akses atau link ke media. Mereka akan 'minta tolong' orang kayak gue gini, koordinir media (dan sekarang juga blogger), untuk sebuah event atau promosi.

Buanyak banget pengalaman yang nggak nge-nakin, mulai dari dibayar murah, dibayar cuma setengah, dibayar yang nilainya cuma kehitung naek ojek doang, pokoknya bikin ngenes dan suka membatin, kok tega banget sihhh, gue kan udah kerja bener. Pengalaman nggak enak ini gue tulis dan dirangkum dari pengalaman sejak dulu, bukan yang sekarang aja.

Kelamahan, self employed itu, selalu merasa yakin dan berfikir positif jika ada yang menawarkan proyek, berfikir itu peluang bagus, peluang masa depan yang cerah, ending yang bikin happy. Nggak taunya malah dimanfaatin orang. Kudu punya sabar seluas samudera, ikhlas sedalam lautan dan mental baja (gue belum kek gitu banget sih, hiks). Kalau elo nyerah, wassalam. Mending tidur aja di rumah gih.

1. Sama teman yang sama-sama wartawan punya masa depan ideal, udah bikin kartu nama segala, ada alamat kantor, beli alat untuk menunjang bisnis, ujug-ujug berantem, bubar.

2. Sama seorang teman ex wartawan yang juga PR, di hire untuk beberapa proyek, saling back up, ketika di sebuah proyek gue cuma bertanya soal fee yang berbeda dari job sebelumnya, dia langsung 'block' gue.  Jadi intinya, kalau kita di hire orang, haram bertanya dan nego soal fee. *getok2panci

3. Di hire untuk sebuah proyek kementerian, dari seorang teman yang dia dapat dari temannya. Kerjaan selesai, everybody happy, tapi berbulan bulan bayaran belum di tangan. Ditanya menghindar, bahkan hp gw di block, ketika suatu waktu gue bilang kalau gue juga wartawan yang bakal gue tanya langsung ke kementerian, akhirnya dia ngomong udah dibayar ke temen gue. Ternyata udah dibayar beberapa bulan lalu dan uangnya dipakeeeee *Gigitinpagerrumah

4. Gue orangnya suka nggak tega dan nggak enak sama teman. Karena selalu berfikir positif dan berprasangka baik sama orang. Jadi dia minta bantuan terus, udah ditolak, terusss aja kontak gue. Pressure tinggi, permintaan buanyak, media yang sangat susah harus dapet, bayaran kecil. Di proyek terakhir, fee gue malah nggak dibayar penuh *Kibasinjilbab

5. Koordinator sebuah launching album, (sekarang penyanyinya udah jadi pejabat tinggi bangeettt). Banyak banget bodrex yang dateng (orang ngaku wartawan tapi nggak punya media, udah gitu nyolot minta duit). Akhirnya acara selesai dan sukses, di malam hari harusnya pulang dengan senyum happy, tapi gue dirongrong bodrex. Dan apesnya, fee gue cuma dibayar setengah, orangnya kabur *Ngikirkuku

6. Ini udah zaman milenial ya boooo..Harga PR itu mahal banget, mungkin karena PR besar itu udah ada nama, jadi ketika mereka mengajukan harga berapapun, akan di accept oleh perusahaan. Kan, secara gue PR ala-ala sendiri tapi dengan hasil sukses yang nggak jauh beda sama PR itu, mereka dengan 'kurang ajarnya' bayar fee di bawah logika.

Untuk pertama oke gue bantu, secara temen sendiri. Omongan awal, "Gue ada budget segini, lo atur deh gue minta 4 wartawan." Gue itung-itung lumayanlah, untuk uang jajan sekalian bantu temen. Pas di TKP gue kaget, omongan sama bayaran gak sesuai yang di telpon. Bayaran gue ibarat kayak anak kecil cuma bisa beli permen doang kali. Nilainya nggak ada 10 persen dari fee yang biasa gue dapat dari job-job sebelumnya. Udah cerewet banget, minta ini itu. Kerjaan sukses, semua berita turun di media,  juga televisi berita.

Proyek kedua dengan halus dan sopannya gue tolak, apalagi dia ngomong kayak gue karyawan dia. "Nih ada kerjaan lagi buat elo, budget segini gue minta 4 wartawan, acara besok. " What???? *pasangbulumatatujuhlapis

Baca:
Ke Semarang, Pengalaman Pertama Kali Naik Kereta Api dengan Anak Balita
Sempat Menolak Anak Nyantri, Akhirnya Anak Masuk Pesantren

Itu beberapa cerita yang nggak enak, selama jadi self employed. Ada yang bilang, kenapa nggak minta fee DP?

Jadi gini, dari yang gue cerita di awal, kalau kerjaan PR ala-ala gue gini, bargaining position itu nggak sebesar PR yang namanya udah guede. Jadi percaya saling percaya, biasanya gue sama orang yang udah kenal. Kalau yang baru kenal, gue pasti minta DP.

Inipunnn....sering banget, sama teman, nggak pake DP, gue udah kontak media, H-1 batal. Mereka pake orang lain, so....tinggal japri satu-satu deh minta maaf karena udah PHP-in.

Jadi self employed itu berat kawan. Yang nggak berat itu, kalau tiap bulan ada transferan yang nilainya kayak gaji terus bisa kita pake suka-suka.

Lalu apakah perlu kita cari partner?

Kalau memang pemasukan sudah memungkinkan dan banyak proyek, boleh banget pake partner. Kalau gue biasanya sih cabutan, jadi misal ada proyek butuh foto, cari temen fotografer. Butuh koordinir lain untuk di lapangan atau handle yang gak kepegang, cari temen yang kira-kira cocok dan nggak pake ribet. Kalau di luar kota, juga ada beberapa temen wartawan daerah yang siap membantu. Kayak gitu mah, cabutan per job aja. Pokoke bantu Bismillah yah.

Tetap masih mau jadi self employed?

Semoga Bermanfaat

AAL



9 comments

  1. Semangatttt kakakkk, namanya bisnis sendiri emang gtu deh, aku pun pernah punya pengalaman ditikung temen sendiri, sakitt wkwkwk sakitttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha kalau gak kuat mah mending tidur ya teeetttt kwkwkkw

      Delete
  2. self employee malah sebenernya jam kerjanya terus menerus yaaa... lebih dari jam kantor... bisa makan ati jugaa... aku sama sahabat aku ngga mau partneran bisnis takut merusak tali pertemanan kalo ada apa-apa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya banyak yg bilang jangan sama sahabat partner bisnis, aku pernah tuh jadi musuan ampe sekarang, hiks, mending sendiri x yaa

      Delete
  3. Wih, pelajaran banget buat saya nih. BTW, persentase kecewa dan bahagianya berapa-berapa, kaka?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehhe..kecewa pas kejadian kayak di atas aja, sesudahnya happy kalau ada job yang kliennya suka sama kerjaan kita, jd bikin nagih. Hayooo mau self employed yaaa, semangkaaaa

      Delete
  4. Kebanyakan kasusnya sama temen ya mba. Kadang kita mikir bisnis sama teman harusnya lebih enak, lebih loyal, eh tahunya lebih nyakitin. Saluuut banget untuk mbaknya yg setrong. Semoga semakin banyak job berdatangan ya.

    ReplyDelete
  5. Masyaallah, terus semangat mba al, semoga kedepannya sukses gemilang

    ReplyDelete
  6. semangat mbak aliaaa
    aku baru dua kali digituin rasanya nyerah.

    ReplyDelete