Perjuangan Surya Darma Membawa Anak-anak di Palu ke Jenjang Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun


Surya Darma mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Khatulistiwa di Palu, Sulawesi Tengah

Jakarta, aliaef.com- Semakin rendah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat kemiskinan. Pendidikan, terutama melalui jenjang sekolah formal, dianggap sebagai kunci utama untuk memutus rantai kemiskinan.  Kemiskinan sering digambarkan sebagai "lingkaran setan": Orang tua miskin sulit menyekolahkan anak,  Anak tumbuh dengan pendidikan rendah, Anak sulit mendapatkan pekerjaan layak,  Anak mewarisi kemiskinan dan kesulitan menyekolahkan anak generasi berikutnya.

Inilah yang menjadi pemikiran dasar Surya Darma ketika mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Khatulistiwa yang berada di Jalan Cemara 1 No.51 Kelurahan Ulujadi Kota Palu. Surya Dharma adalah seorang anak muda yang berprofesi sebagai guru. Sejak 2011 ia bersama istrinya membangun PKBM dibantu para relawan  untuk membantu anak anak yang untuk bisa mengikuti Paket A hingga Paket  C. Surya Darma dikenal sebagai Pejuang Pendidikan Wajib Belajar 12 tahun. 

Di PKBM, tak hanya pelajaran formal yang diajarkan namun pelajaran tentang keterampilan juga diajarkan. Hal ini merupakan nilai tambah yang diberikan Surya Dharma untuk anak anak didiknya   

Resah dan Miris dengan Angka Putus Sekolah 

Menurut data BPS, Sulawesi Tengah masuk dalam 10 provinsi tertinggi angka putus sekolah. Usia 7-12 tahun (Usia SD) 2,59% Peringkat ke-9 tertinggi, usia 13-15 tahun (Usia SMP) 4,73% Peringkat ke-7 tertinggi dan usia 16-18 tahun (Usia SMA/SMK) 9,55% peringkat ke-6 tertinggi

Hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi. Sulawesi Tengah termasuk provinsi dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi, sehingga berpengaruh  terhadap angka partisipasi sekolah (APS) yang rendah. Banyak orang tua yang kesulitan membiayai pendidikan anak hingga jenjang SMP dan SMA. Selain itu ada sebagian budaya yang menganggap pendidikan hanya membuang duit saja, yang ujungnya juga akan sulit mencari pekerjaan. 

Surya Darma mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Khatulistiwa 

Surya Dharma merupakan salah satu orang yang tergugah untuk melakukan perubahan ditengah  masalah yang terjadi disekitarnya. Di desanya, Surya -biasa ia disapa- melihat banyak sekali anak anak usia sekolah yang akhirnya malah sibuk mencari uang atau bermain tanpa mengenal waktu. Ada yang menjadi tukang parkir, tukang mencuci motor atau mobil, atau pekerjaan kasar lainnya.

Anak-anak tersebut suda merasa senang karena bisa mendapatkan uang sendiri. Alhasil mereka tidak ada keinginan untuk sekolah. Orang tuanya yang kebanyakan juga tidak mencicipi bangku sekolah, malah senang anaknya bisa menghasilkan uang dan tidak lagi menjadi beban di keluarga.

Melihat hal ini Surya mulai mengatur strategi. Dia melakukan pendekatan ke beberapa pihak, baik tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan desa. Awalnya, banyak yang bertanya tanya dan tak tertarik akan idenya ini. Banyak yang mencurigai dia dan bahkan banyak orang tua menolak ajakanya Sura Darma untuk membawa anaknya sekolah.

"Awalnya saya juga disuruh orang tua kerja aja cari duit, karena tidak mampu," kata seorang murid tingkat SMK yang akhirnya bergabung dengan PKBM.

Surya Darma juga berusaha bekerja sama dengan kelurahan dan beberapa perusahaan agar anak didiknya bisa bekerja. "Jadi anak didik kami bisa termotivasi dan memiliki harapan untuk bisa bekerja," kata Surya Darma.

Bersama istrinya yang juga berprofesi sebagai guru, Surya mulai membuka pendidikan non formal yang bisa dimasuki oleh anak anak putus sekolah. Mereka hadir di rumah sederhana Surya. Motif kehadiran anak anak ini juga bermacam macam. Ada yang karena ingin kembali belajar, ada yang hanya ingin mendapatkan ijazah Paket A, Paket B dan Paket C atau karena ikut ikutan.

Mengadakan pendidikan PKBM  bukan perkara mudah di tengah kebiasaan anak anak yang sudah terbiasa mencari uang atau bermain. Sifat sifat 'jalanan' masih melekat pada diri anak anak didiknya. Jangan bayangkan kelas akan berisi anak anak yang mudah diatur seperti sekolah umumnya.

Sejak 2011, anak anak yang berminat ikut dalam kejar paket A, B, dan C semakin meningkat. selama 5 tahun berjalan sudah 300 anak yang ikut berpartisipasi. Sudah banyak anak anak yang bisa hidup lebih baik. Bahkan ada yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Keresahan Surya Dharma kini menjadi sebuah kegiatan yang membantu menyelesaikan masalah di lingkungan terdekatnya. Surya Dharma berharap apa yang di lakukannya menjadi sebuah gerakan yang bisa diduplikasi di beberapa tempat lainnya. 

Surya Darma mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 karena mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Khatulistiwa 

Pemenang Penghargaan SATU Indonesia Awards 2018

Surya Dharma memenangkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 di bidang pendidikan sebagai "Pejuang Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun" karena programnya di Palu, Sulawesi Tengah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam wajib belajar 12 tahun di wilayah yang tingkat partisipasinya rendah. 

Kini Surya Darma merasa puas dan lega, sudah banyak anak didiknya yang bekerja di perusahaan dan kantor dengan gaji yang layak. 

No comments