Pulau Onrust dan Pulau Cipir yang Suram dan Eksotis, Ada Penampakkan Pria Pribumi Terbakar

 

Pulau Onrust

Assalamualaikum,


Pulau Onrust dan Pulau Cipir yang Suram dan Eksotis- aliaef.com

Lanjutan setelah tulisan tentang Pulau Kelor di sini, kita balik ke kapal menuju pulau Onrust dan Pulau Cipir.

Setelah selama 30 menit berada di Pulau Kelor, rombongan lanjut ke Pulau Onrust dulu. Pulaunya lebih besar dibandingkan dengan pulau Kelor. Tapi hawa pulau Onrust dan Pulau Cipir ini agak berbeda, rasanya suram, mellow dibarengi dengan pohon-pohon besar dan sisa bangunan yang telah rusak. Konon, bangunan rusak itu sisa dari terkena Tsunami pada 1883 yang maha dahsyat itu.

Pulau Onrust



Saya ceritakan dulu pengalaman di pulau Onrust. Dari kejaiuhan sudah terlihat tulisan Pulau Onrust yang besar. Nah di sini telah disediakan pemandu yang menceritakan sejarah mengenai pulau tersebut. Si pemandu mengajak rombongan untuk keliling pulau.

Pulau Onrust

Menurutnya, Antara tahun 1911 hingga 1933, pulau ini difungsikan sebagai Sanatorium TBC sekaligus pusat karantina jemaah haji yang baru pulang dari Mekah.Di Pulau Onrust Anda akan menemukan banyak makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan di dekatnya. Kabarnya, makam petinggi DI/TII Kartosoewirjo yang dieksekusi pada era Soekarno juga terdapat di sini. Makamnya diberikan atap, dan terlihat ada 3 makam di sana.

Bangunan bekas sanotarium

Lalu pemandu membuka sebuah gorong-gorong. Katanya di dalam sana terdapat ruangan yang sangat luas. Lalu dia memperlihatkan foto yang katanya ada sekitar 4 kamar, terlihat dibuat dengan serius. "Dari pintu satunya bisa masuk dan ada ruangan seperti ini. Ini buat saluran air jika air laut pasang ini akan tenggelam," kata si pemandu.

Tapi saya nggak percaya itu untuk penampungan air, karena ruangannya besar bahkan bisa dijadikan sebuah kamar untuk menetap. Mungkin dulunya untuk tempat bersembunyi. Keren liatnya, kayak di film-film, Lols.

Menuju ruangan bawah tanah


Lalu berjalan ada rumah yang dulunya ditempati para dokter, bangunannya masih terlihat bagus. Disebarangnya ada lahan luas yang sudah rata dengan tanah, dan masih telrihat tembok yang masih berdiri tegak. Kabarnya itu dulu barak rumah sakit. Pohonnya besar-besar.

Bekas kediaman dokter sekarang jadi museum. Bersama Bunda Tiah, founder Komunitas Bunda Ngebolang

Nah ini yang paling menyeramkam. Kita masuk ke dalam komplem makam tua jaman Belanda. Hawanya agak berbeda, di pojokan ada pohon besar dengan akar yang sudah mengular ke luar. Terdapat beberapa makam, dan kata si pemandu makam yang atasnya ditutup batu marmer itu dahulunya adalah bangsawan.

Komplek pemakaman zaman Belanda

Makam Maria Van de Velde

Satu makam yang dijadikan kisah menari yakni makam Maria Van de Velde. Banyak kisah simpang siur mengenai kematiannya. Kalau kata si pemandu dia mati karena patah hati menunggu kekasihnya tidak pernah datang. Atau dia selingkuh dan mati, tapi buat saya yang paling masuk akal adalah mati karena penyakit menular yang mematikan. Konon, noni Belanda ini suka berjalan dan menampakkan diri di malam hari, Wallahualam.

Menariknya, ada dua ibu-ibu yang memiliki sixt sense bercerita ketika masuk ke dalam makam. Dia melihat seorang pria yang berada dekat pohon yang berkas terbakar. "Saya sampai sekarang masih merinding kalau ingat," kata di WAG.

Pintu masuk makam

Satunya lagi bercerita ketika kakinya akan masuk ke dalam komplek makam, dia merasakan hawa tidak enak lalu balik badan keluar. Tapi dia kuatkan diri dan masuk ke dalam makam, lalu bercerita. "Ada pria pribumi lari-lari bolak balik dengan tubuh agak menghitam," katanya.

Untung saya dengar itu setelah mendarat di Jakarta, Lols.

Pulau Cipir

Pulau Cipir


Nah masuk Pulau Cipir hawanya lebih gak enak lagi dengan bau yang meresahkan. Terlihat sekali bekas bangunan rumah sakit yang besar hanya tinggal tembol saja. Pulau Cipir adalah Pulau Kuyper. Pulau ini juga biasa dikenal dengan sebutan Pulau Khayangan. Sejarah pulau ini rupanya sebagai lahan bekas rumah sakit yang menangani perawatan dan karantina penyakit menular bagi para jemaah haji pada tahun 1911-1933.

Lagi pepotoan di sini disuruh geser



Saat itu, pulau ini dijadikan sebagai tempat pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji yang berangkat melalui jalur laut.

Rasa angkernya lebih terasa di Pulau Cipir karena sisa bangunan tua terlihat sekali. Ketika saya foto-foto, kakak yang memang bisa 'melihat' beberapa kali mengingatkan. "Al, fotonya jangan disitu. Al fotonya pindah ke sanaan," katanya. Tanpa bertanya saya ikuti saja apa katanya.

Spooky kannn

Mau berenang di sini


Baunya entah dari pohon yang buahnya berjatuhan hingga membuat lengket jalanan, atau bau dari bangunan tua tersebut. 

Agak ke belakang, ada pantai yang dijadikan tempat bermain air dan jembatan buatan. Di sini justru agak panas, dibandingkan jika ke dalam hawanya sejuk dan dingi, iiyhhhh.





Tips:

1. Pulau Onrust untuk toilet dan musolanya lebih bersih, airnya banyak. Kalau Pulau Cipir toiletnya bau, airnya kotor dan musolanya memprihatinkan

2. Bawa tisu kering dan basah juga hand sanitiser

3. Ada air kelapa muda yang dijual Rp 20 ribu, lumayan 

4. Jika ingin bermain air di Pulau Cipir tapi sayangnya gak bisa berbilas karena antri toilet dan airnya kotor

Noted: Dilarang mengambil foto-foto saya tanpa izin dan tidak mencantumkan source.

Semoga Bermanfaat

Alia 

No comments