Assalamualaikum,
Pengalaman Isoman di Hotel Yasmin, Karawaci Tangerang, aliaef.com
Bismillah,
Ini pertama kalinya saya terkena Covid-19, varian Omicron. Alasan saya memilih isoman di luar lantaran di rumah hanya saya yang positif, sedangkan 3 anak dan paksu negatif. Agar keadaan rumah kondusif dan semuanya sehat, saya rela melipir ke Hotel Yasmin, tempat isoman yang sudah disediakan dari Kabupaten Tangerang.
Sebenarnya saya berada di Hotel Yasmin lewat dari 10 hari Isoman lantaran saya telat tes PCR. Jadi saya tes Antigen itu tanggal 19 Februari dan dinyatakan positif. Lalu saya melapor ke Puskesmas Pagedangan dan diminta untuk PCR, karena untuk masuk ke Hotel Yasmin harus pakai tes PCR bukan antigen. Lalu saya mencari tes PCR yang bisa datang ke rumah. Saat itu klinik yang bisa ke rumah itu penuh, ada beberapa yang nggak menerima home visit.
Setelah 4 hari menunggu lalu saya tes PCR dan mendapatkan hasilnya di malam harinya. Langsung saya kirim hasil PCR ke Puskesmas sekaligus mengisi form via WA. Lumayan lama menunggu, bahkan saya mencari informasi isoman berbayar lewat Google. Kebanyakan dari hasil browsing, isoman itu karantina yang menerima kepulangan dari perjalanan luar negri. Nggak ada hotel untuk Isoman yang positif Covid.
Setelah 3 hari menunggu saya mendapatkan kabar kalau di Hotel Yasmin ada kamar kosong. Jadi Isoman di rumah itu sudah saya jalani 7 hari. Terbilang telat, gak papalah. Better late than never.
Baca: Pengalaman Kesenggol Omicron
Dikabari jam 8 pagi dan jam 9.45 sudah harus ada di Puskesmas Pagedangan, langsung saya serabutan packing. Sebenarnya packing asal udh nyicil, jadi tinggal masukin ke koper dan cabut ke Puskesmas. Di sana ada satu orang yang juga positif dan sama-sama akan ke Hotel Yasmin. Dia ini malah rencananya akan berlibur ke Bali ketika tes PCR dinyatakan positif.
ini pertama kalinya naik ambulance, seru juga si. Apalagi pas ambulancenya bunyi dan sopirnya bar bar menyetir lawan arah, padahal di depannya ada truk. Semua mobil, motor, truk pada minggir ketika ambulance lewat. Berasa kayak orang penting dah hahahahha.
Sampai di Hotel Yasmin tas bawaan disemprot oleh disfektan, lalu ditanyai dokter dan petugas nakes memakai APD. Dicek suhu tubuh, tekanan darah dan oksigen dalam darah. Alhamdulillah semua normal. Lalu diantar oleh salah satu nakes ke atas, kamar saya di lantai 3.
Saya satu kamar dengan Bu Siska, seorang petugas kebersihan di rumah sakit di kawasan Binong. Lalu saya dimasukkan ke dalam grup WA yang bernama Sahabat Yasmin, isi grup WA itu di atas 140 orang bersama beberapa nakes dan dokter yang mengawasi. Lalu admin Wa memberikan beberapa rules selama di Hotel Yasmin. Mulai dari setiap hari makan 3 x diantar ke kamar, pengiriman paket dalam satu hari ada dua waktu. yaitu jam 10 pagi dan jam 4 sore. Jika ada yang membutuhkan bantuan diberikan no telpon yang bisa ditelpon dari kamar. Dan jika keluar Isoman di luar waktu yang ditentukan tidak akan diberikan surat Isoman dan prosedurnya lumayan ribet. Lebih baik ikuti saja selama 10 hari full dan pulang hari ke 11.
Ternyata anggota WAG Sahabat Yasmin riuh ramai. Mereka baik-baik dan menyenangkan. Berbagi makanan itu sudah biasa. Jika ada yang memiliki makanan lebih, akan difoto dan ditaruh di depan meja kamar, yang membutuhkan silahkan diambil. Biasanya dalam hitungan menit sudah raib itu.
Atau yang sedang mencari gunting kuku, cotton butt, apapun itu dicari di grup dan biasanya ada solusinya. Menyenangkan sekali. Sore harinya berkumpul di Rooftop Hotel, bahkan ada WAG Rooftop Geng. Ketika berumpul itu ada yang ngobrol, ketawa ketiwi bahkan nyanyi-nyanyi bareng.
Dan esok paginya ada senam bersama di Rooftop kecuali Senin dan Kamis. Pelatih senamnya memakai APD dan gayanya lincah sekali, tanpa ribet sama APD. Setelah senam, yang lainnya berjemur matahari. Semuanya positive Vibes.
Senam di pagi hari |
Si Pengajar Senam Kelelahan |
Jika ada yang akan keluar esok paginya, di malam harinya berkumpul di Rooftop dan tersedia makanan seadanya yang dibeli dari gofood atau shopeefood. Istilahnya seperti farewel party. Bahkan pada suatu malam kebetulan ada yang membawa kabel speaker, kita nyanyi bersama dari lagu-lagu yang ada di Yotube. Seru banget dan bisa akrab meski awalnya nggak kenal sama sekali.
Untuk minuman panas disediakan dispenser, sedangkan setiap diantar makanan sehari tiga kali selalu diberikan satu botol air mineral. Alhasil yang 'lulus' isoman biasanya dia akan foto minuman utuh berbotol-botol bebas siapa saja boleh diambil.
Yang dilakukan para penghuni Yasmin biasanya adalah:
1. Pagi jam 7.30 senam di rooftop kecuali Senin dan Kamis. Habis senam biasanya berjemur sekalian ngobrol dengan penghuni lain.
2. Lalu mandi dan sarapan di kamar. Yang mau beli Gofood untuk diantar jam 10 pagi, sudah dari jam 8 biasanya memesan makanan. Untuk yang jam 4, maksimal pemesanan Gofood jam 15.30 sore.
3. Yang akan berjemur di rooftop biasanya jam 10-11 kumpul lagi
4. Sore habis Ashar, nongkrong di rooftop. Yang membawa gitar sekaligus nyengnyong sekalian joget-joget absurd.
5. Malam hari sehabis Isya yang mau nongki lagi di rooftop. Ketika saya baru masuk ada sekumpulan yang seru banget sering nongki sambil nyengyong yang disambungkan kabel ke speaker. Tapi yang selesai Isoman pulang tersisa hanya segelintir yang heboh sendiri. Lols.
Begitu terus, tanpa banyak kegiatan. Alhasil bobot tubuh saya melebar karena minim masalah hahahaha. Kalau pingin makan enak tinggal pesen lewat gofood.
Ketika menjelang kepulangan, Alhamdulillah penghuni Yasmin berkurang. Ketika awal masuk di WAG beranggotakan 140 an lebih. Menjelang kepulangan hanya 89 saja, belum admin 10 orang. Semoga Covid ini makin pergi,,hush..hush..
Karakter dan background masing-masing penghuninya juga seru. Ada seorang pria yang lebih senang menyendiri di pojokan, setiap hari terlihat sibuk dengan laptop dan ponselnya. Kita menyebutnya Manajer. Lalu ada penghuni baru dari Malaysia yang masuk dan sudah bikin geger penghuni lainnya. Dia hanya bisa minum air mineral merk Aqua dan Ades, selain merk itu bisa bikin dia pilek. Alhasil, Cikgu ini meminta keluarganya mengirim dua kardus Aqua ke hotel. Dia memakai nomor Malaysia dan menikah dengan orang sana katanya.
Ada Bu Yati yang memiliki bisnis makanan khas Tangerang, orangnya positive dan terlihat selalu bahagia. Kalau datang ke tempat kita berkumpul selalu dengan tawa sambil berjoget jika ada musik, "lagu kopi dangdut dong," katanya. Dia juga disebut Si pencari sinyal, karena tiba-tiba lelarian kecil sambil ngomong, "cari sinyal dulu."
Sinyal wifi di hotel memang putus nyambung kayak orang pacaran. Saya aja rela membeli paket yang lumayan gede demi bisa nonton Netflix, Lols.
Lalu ada seorang gadis usia 23 sudah menjadi baby sitter selama 5 tahun yang mengurus 3 anak, emejing kan. Ada yang mantan TKW di Jeddah Arab Saudi selama 13 tahun dan belum menikah. Ada pula ART yang di grup Wa ramai sekali, pas ketemu di dunia nyata tidak seramai di grup, hahahah.
Ada pula guru musik yang masih muda, dia pasrah ketika emak-emak di Yasmin menodongnya untuk main gitar, mengiringi kita-kita yang bernyanyi. Jika di sore hari nggak muncul di Rooftop, kita teror di grup, hahahah emak2 barbar.
Isoman ini menyenangkan banget. Bertemu kenalan baru dari berbagai profesi dan pekerjaan. Buat saya terkena Omicron ini ada hikmahnya banyak. Bertemu orang baru, istirahat dari ritual sehari-hari, healing sekaligus me time dan banyak banget keseruannya.
Tak sedikit yang iri (teman dari Bekasi dan Depok) karena di daerah mereka nggak ada isoman di hotel. Alhamdulillah yah.
Semoga Bermanfaat
Alia F
Alhamdulilah udah baikan ya mbak
ReplyDeleteKalau isoman banyak temennya gini jadinya ga kesepian ya. Jadi nambah temen juga
di musim pandemi gini kita harus bener bener menjaga kesehatan kita
ReplyDelete