Tak sedikit anak yang tidak menyukai sayur mengingat sayur sebagai pusat utama makanan penghasil serat. Biasanya, karena rasa sayur yang tidak semanis buah. Kalau pengalaman saya pribadi, pemberian sayur dan buah dimaksimalkan ketika anak masih di bawah satu tahun. Ketika anak belum bisa memilih dan berbicara mengenai makanan pilihannya.
Mpasi atau pemberian makanan padat di awal usianya saya membuat nasi tim dengan pemberian sayur, bubur nasi dan protein yang diblender. Selain Mpasi dengan kandungan serat tentunya juga ditunjang dengan ASI yang diberikan ekslusif hingga usia 2 tahun.
Ternyata prediksi saya benar, ketika anak sudah mulai besar dia menolak diberikan sayuran, apalagi jika seorang ibu bekerja seperti saya saat itu yang tidak bisa memantau maksimal. Pengasuh anak yang tidak telaten mempengaruhi pemberian serat dan gizi. Tapi Alhamdulillah untuk si bontot saya maksimalkan sayuran lantaran saya sudah tidak bekerja.
Bicara Gizi: Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak.
Bersama dengan mama Blogger yang aware dengan kesehatan anak |
Belum lama ini saya datang ke Bicara Gizi: Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak. Bincang gizi yang diprakarsai oleh Bebelac itu menghadirkan beberapa narasumber seperti Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A (K), peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dokter spesialis anak konsultan Gastrohepatologi , Desytha Utami, External Communications Manager for Specialized Nutrition Danone Indonesia, serta pasangan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah.
Sebuah penelitian di Jakarta menunjukkan, 9:10 anak berusia 2-3 tahun hanya mengonsumsi rata-rata 4,7 gram serat per hari. Jumlah ini jauh di bawah angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2013, yaitu 16 gram serat setiap harinya. Penelitian itu pun menemukan, 1:3 anak mempunyai pola defekasi berisiko konstipasi, yakni buang air besar setiap hari, namun konsistensi yang keras, atau konsistensi lunak tetapi frekuensi buang air besar tidak menentu.
Indikasi awal konstipasi bisa terlihat melalui pola defekasi atau buang air besar anak. Meski buang air besar setiap hari tetapi memiliki konsistensi yang keras atau meski konsistensi lunak tetapi frekuensi buang air besar tiga hari sekali atau kurang bisa menjadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, dr. Hegar menyarankan para orangtua untuk memenuhi kebutuhan serat sesuai dengan ketentuan Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu 16 gram serat per harinya. Dalam praktiknya, bukan hal mudah untuk bisa memenuhi kebutuhan serat sesuai dengan ketentuan yang seharusnya.
dr. Badriul Hegar juga memberikan penjelasannya bahwa asupan serat yang sesuai teruji klinis mengurangi gejala gangguan buang air besar.
"Serat dapat membantu menyerap air di usus besar, memperbesar volume dan melunakkan konsistensi feses." "(Serat juga) mempercepat pembuangan sisa makanan dari usus besar, dan menstimulasi agar anak punya keinginan BAB -buang air besar," kata dia.
Mendukung pemberian serta untuk kesehatan pencernaan anak |
Pengalaman Tara Budiman dan Gya Sadiqah
Sama halnya dengan orang tua lainnya, pasangan seleb Tara Budiman dan Gya Sadiqah akan memberikan buah pepaya jika anaknya mengalami susah buang air besar. Banyak yang percaya bahwa pepaya bisa membantu memperlancar proses defekasi, seperti pasangan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah.
Mereka bercerita, dulunya anaknya susah buang air besar dan diberikan asupan pepaya dan juga sayuran. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, anaknya justru semakin sulit buang air besar.
"Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda dalam menerima makanan. Orangtua mesti tahu kebutuhan serat untuk anaknya,"ujar dr. Hegar.
Sebagai contoh, secara teori pepaya memiliki cukup serat tetapi ia memiliki selulosa dalam kandungannya. "Selulosa ini bisa membuat feses menjadi keras. Yang terpenting ketika anak sudah menunjukkan reaksi, lebih baik diberhentikan agar tidak terjadi konstipasi,"lanjut dr. Hegar.
Selain dari sayur dan buah-buahan, anak pun bisa memperoleh serat dari susu. Meskipun demikian, bukan berarti susu bisa dijadikan pengganti secara sepenuhnya. Konsumsi susu untuk anak 2-3 tahun cukup dua kali saja per harinya.
Fibre O Meter
Untuk mengetahui kebutuhan serat anak terpenuhi atau belum, Danone melalui situs Bebelac meluncurkan sebuah aplikasi bernama Fibre-o-Meter. Orangtua tinggal memasukkan menu makanan sehari-hari dari pagi hingga malam dan menghitung total serat. Dari sana akan terlihat apakah si kecil sudah memenuhi kebutuhan seratnya atau belum.
Tampilan Fibre O Meter
|
Ada resep menu harian |
Pasalnya kebutuhan serat harian anak itu sebanyak 16 gram per hari sama dengan 2 kilogram wortel rebus. "Fibre O Meter akan membantu orangtua dalam memberi gambaran akan pemenuhan serat anak serta mendeteksi apakah anak kekurangan serat, "kata Desytha Utami, External Communications Manager for Specialized Nutrition Danone Indonesia.
Dalam Fibre O Meter juga disediakan berbagai macam menu serta resep masakan untuk memenuhi serat si kecil.
Semoga Bermanfaat
Alia Fathiyah
Thank you infonya mbaaak.
ReplyDeleteBener banget mbak, anak saya paling saya asupi makanan berserat dari buah dan sayuran supaya bab lancar.
ReplyDeletekeren ya bebelac jadi mudah buat pantau serat anak, makasih ilmunya mbak Al
ReplyDeleteudah gede malah anak-anak nih mulai gak mau sayuran eh jadi BAB nya gak lancar banget haha
ReplyDeleteSebelum ada informasi ini kami memang selalu melihat frekuensi bab anak kalau susah dan sakit kami pastikan itu kurang asupan serat. Ternyata benar ya ...
ReplyDeleteInovatif dan informatif banget mbak, klo kya gini, semua anak2 indonesia gak khawatir kekurangan serat lg yah mba :)
ReplyDeletewah kebutuhan serat harian anak-anak itu ternyata cukup lumayan banget ya mba. Dan kalo ga dipantau berefek sama pencernaan mereka, yg org dewasa aja kalo ga makan sayur sama buah gitu langsung konstipasi
ReplyDeleteAlhamdulillaah kedua anakku doyan makan sayur2an dan buah2an. Sejak kecil memang sudah dibiasakan.... 😍 Senangnya ya sekarang ada alat Fibre O Meter untuk cek kadar serat dalam tubuh.
ReplyDeleteanakku lg seret BB. jadi asupan serat disuruh ngurangin. tapi ini keren sih inovasinya, jadi bisa tahu info kandungan serat dari ujung jari :-)
ReplyDeleteSedihlah kalau anak konstipasi. Kasihaan. mules tapi ga bisa keluar. Asupan serat emang penting banget ya buat semuanya. Enak sekarang fibre O meter sebagai pengitungnya, biar bisa diantisipasi
ReplyDeleteSuka wory ya klo anak susah BAB, wah keren nih Fibre 0 Meter bisa membantu cek asupan serat si kecil.
ReplyDeleteAsupan serat memang penting banget untuk anak yah mbak. Keren banget lah sekarang ada Fibre O Meter yang bisa menghitung asupan serat. Pastinya bermanfaat banget untuk para ibu yah
ReplyDeletePas banget nih anakku lagi konstipasi juga huhu sedih lihatnya soalnya kelihatan banget sulit BAB nya. Berarti emaknya harus lebih aware soal serat yah Mbak. Pengen coba hintug pakai Fibre o Meter deh.
ReplyDeleteOke nih, aku mau coba di fibre o meter ini biar bisa cek kebutuhan serat anak anak
ReplyDeleteWaktu anak-anak saya batita pernah mengalami beberapa kali sembelit. Memang akhirnya ada solusinya. Tetapi, kasihan juga lihatnya. Makanya harus sek=makin diperhatikan kebutuhan serat mereka
ReplyDeleteAnakku susah nih Mba makan sayur, makanya beberapa kali dia sempat mengalami susah BAB. Sementara ini solusinya makan sayuran harus disuapin, baru mau makan. Terus aku cek kecukupan seratnya di Fibre O Meter deeeh.
ReplyDeleteApalagi dengan situasi saat ini, kebutuhan serat anak mesti tercukupi. Banyak sayur dan buahnya. Makasih juga jadi terbantu dengan adanya fibre o meter
ReplyDeleteAsupan serat yang pas dan cukup untuk anak2 memang sangat penting ya, mbak. Karena akan mempengaruhi pencernaan mereka. Aku jadi penasaran mau cobain Fiber O Meter, nih ��
ReplyDeleteAnakku sering banget mengalami gangguan pencernaan nih. Pas masih kecil, untungnya sekarang enggak
ReplyDeleteKeponakan aku juga ga suka sayur sama buah. Paling doyan sayur bayam sama buah pisang aja. Nanti aku coba bilang deh sama kakak ipar supaya dikontrol dengan fibre o meter*
ReplyDeletefibre o meter ini kalau ada aplikasi tersendiri lebih asik kayaknya deh. mengingat, aku sering gak yakin juga, cukup gak ya serat harian yang diterima anak anak dari asupan yang aku kasih
ReplyDelete