Mungkin nggak banyak orang yang tahu, apa itu wartawan bodrex. Wartawan bodrex itu adalah wartawan yang nggak punya media tapi ngaku jadi wartawan supaya bisa dapet uang atau sekedar souvenir.
Kalau sekarang wartawan bodrex itu sudah ditutupi dengan label blogger. Eiitsss, untuk blogger beneran jangan baper dulu. Kalau blogger yang profesional kita bisa lihatlah dari karakternya, prilakunya yang santun dan profesional ketika diundang ke sebuah event.
Tapi kalau bodrex yang akhirnya ngaku jadi blogger itu bisa kelihatan, gaya kayak preman, di tempat acara gedebak-gedebuk, kayak orang sibuk nggak jelas, panik bakal dapet duit atau goodie bags, dan ketika gak diundang marah, nyolot, bahkan sampai gebrak meja.
Dulu, waktu blogger belum se-nge-hits sekarang, bodrex itu seliweran di tiap acara liputan wartawan. Kalau kita wartawan beneran, udah hafal siapa saja teman yang selalu kita temui. Jelas dari media mana saja. Misal si A dari Tempo, si B dari Kompas, si C dari Republika, Media Indonesia, dan seterusnya. Kita pasti hafal sama wajah mereka, meskipun mereka akan di rolling ke desk lain, kita pasti tahu siapa penggantinya. Dunia wartawan itu dunia kecil, punya aib sedikit aja bakal kecium. Jangankan aib wartawan, aib presiden, menteri, pejabat, pengusaha atau artis aja kita tahu, Lolsss.
Jadi, jangan sok-sok ngaku wartawan ketika datang ke tempat peliputan. Bakal kagak ditemenin lo! Tapi lucunya, wartawan bodrex itu datang serombongan. Mereka memang punya seperti komunitas gitu, terorganisir dan main cantik. Jadi ketika tercium ada liputan, mereka datang ramai-ramai. Bagian ngabisin makanan, bagian ngeliatin meja ragistrasi kalau-kalau ada duit, atau bagian ngintilin PR media untuk ditodong duit. Bikin sakit kepala kan?
Kalau kita ngomong baik-baik, mereka lebih galak lho. Mata melotot, maksa minta duit, jadi 11 12 sama perampas, penjambret atau pencuri gak?
Kalau wartawan beneran, mereka nggak akan kayak gitu. Wartawan itu tahu apa kewajiban mereka, mencari berita, wawancara nara sumber dan ditulis. Lha, kalau bodrex? Mau ditulis di mana? Media nggak punya.
Saking wartawan bodrex itu punya kreatifitas yang tinggi untuk mencari duit secara tidak sah, dulu ada nih seorang bodrex yang di mana-mana dia ada. Acara apapun dia muncul. Mau acara politik, ekonomi, hiburan, olahraga, selalu keliatan. Kalau wartawan benerkan, tiap desk orangnya beda-beda.
Dia Selalu bisa tercium acara apapun. Dia juga punya kartu pers, kartu nama lengkap dengan alamat kantor, no telp, fax dll. Jaman dulukan kirim undangan masih pake fax (hiks ketauan gue jadoelnya). Ternyata dia ampe nyewa sebuah warnet lengkap dengan no fax. Jadi kalau ada undangan dia selalu terima. Modal banget yakss.
Gue punya cerita yang berhubungan dengan bodrex.
Gue beberapa kali membantu Tina Toon untuk koordinir media di peluncuran album atau single lagunya. Entah dari mana mereka tahu, tiba-tiba lokasi acara jadi penuh sama wajah-wajah tak dikenal. Acara belum mulai, mereka udah nyamperin gue, SKSD (sok kenal sok dekat). Secara gue gitu locchhh, paling eksis di dunia peliputan wartawan hiburan, pastinya nggak kenal sama mereka.
Mereka ngintilin ke mana gue pergi. Ke toilet ditungguin di luar pintu (mereka bapak2 lhoo), gue makan diikutin, kayak virus yang nggak mau pergi. Akhirnya gue kabur dan nggak perduliin mereka sambil ngumpet di antara temen-temen wartawan yang bantuin gue kabur, Lol.
Ini masih belum seberapa, ada yang lebih parah.
Dulu gue pernah diminta tolong oleh ED ( dia sekarang udah jadi pejabat daerah, baik banget sih tapi nggak enak kalau pake namanya). Dia juga anak wakil menteri, dan sekarang menikahi artis dan pemain film AB.
Kejadiannya dulu sebelum dia kenal AB. Dia memang punya suara bagus, masih muda banget, ganteng, santun, enak dilihat gitu. Dia pingin keluarin album, lalu gue dimintain tolong untuk jadi PR medianya dia. Acaranya besar, banyak artis yang datang, entah nggak tahu kenapa itu cafe banyak banget bodrex.
Acara dibawakan oleh seorang artis AZ dan JG. Karena ada doorprize motor, banyaklah yang taro kartu nama, termasuk bodrex. Mereka taro kartu nama ampe dua atau tiga, wartawan asli aja cuma satu.
Karena tahu bodrex, gue sortir kartu nama. Gue ambilin kartu nama yang gak jelas itu, lalu gue tarok lagi kartu nama wartawan beneran di ball nya. Kayaknya bodrex tahu tuh aksi gue di belakang panggung. Eh si AZ dan JG malah ngomong ,"Ayo siapa lagi yang belum taro kartu nama, mau diambil doorprizenya." Berbondong-bondonglah para bodrex taro kartu nama lagi, mereka pada maju ke depan panggung. Dan benar saja, doorprize motor yang dapet bodrex sodara-sodara!!
Kayaknya KZL bin GMZ gitu. Gak OWSOM BGT.
Gue ngomong dong sama ED kalau itu bodrex. Akhirnya, motor di tahan dulu untuk menyelidiki, dan mereka juga ngomong ke bodrex kalau diganti duit sekian juta. Si bodrex yang saling solid itu complain, marah-marah karena dinilai kita curang karena hak mereka nggak dikasih.
Selama seminggu motor belom dikasih, ED dan penyelenggara acara diteror terus menerus, akhirnya mereka nyerah. Para bodrex itu bersorak kegirangan dapet motor, kalau dijual kan lumayan dapet uangnya dibagi-bagi.
So, yang mau undang media atau blogger hati-hati, lihat dulu track recordnya. Sebagai pemilik event atau penyelenggara kan malu kalau di antara undangan punya mental bodrex meski sudah menyandang profesi blogger.
Ayo yang punya komentar, kritik dan saran silahkan di bagian komen. Tapi yang sopan ya, Makasih udah mampir.
AAL
Hahaha, kata temenku, bodrex sekarang lebih berani dateng bawa keluarga lho. Kebetulan temenku wartawan lifestyle which is yang rawan banget bodrex-nya. Pernah juga ada emak-emak ngaku wartawan media X, ngga tahunya wartawan media itu beneran ada di acara. Kelar event, emak bodrex itu dikejar-kejar, direkam, mukulin yang ngikutin dia. Kocak plus miris.
ReplyDeleteWaduhh, bodrex sekarang tambah nyeremin yaa, dikira kondangan kali bawa keluarga lolss
DeleteEnak ya udah d undang2 :(
ReplyDeletehehehe
DeleteSaya tau istilah bodrex ini dari om dan tante saya yang dulunya juga wartawan. Emang menyebalkan katanya kalau ada orang2 kayak gini. Biasanya memang suka meras narasumber.
ReplyDeleteIya benar, jadi ngejelekin wartawan yang aslikan, hiks
DeleteIiih iyaa banget mbaak. Dulu pas aku jadi wartawan pendidikan mah juga banyak banget bodrek. Bapak2 geje. Orang2 kaya gitu kan merusak citra profesi wartawan ya. Bahan, beberapa narsum sampe trauma kalo mau aku wawancara padahal jelas2 aku dari media nasional (Jawa Pos). Aah jadi kangen liputan #curhat. Heheee salam kenal mbak Alia :)
ReplyDeleteHeeii salam kenal, aku juga pernah di jawa pos grup, rakyat merdeka.. bodrex itu mmg virus, hiks
DeleteNumpang sharing pengalaman ya mbak,bahkan beberapa wartawan bodrex udah terkenal banget tuh di kalangan PR. Makanya kalo dia dateng sendiri atau bawa rombongan paling keliatan grasa-grusu. Bahkan pernah lho event temenku ditongkrongin padahal udah ditegasin gak boleh masuk. Makanya mau serese apapun mereka teteup harus tegas even pas jaga registrasi. Thanks for sharing ya mbak 😀
ReplyDelete