Hasil penelitian Nur Fauziyah, dosen Politeknik Kesehatan Bandung
mengungkapkan kalau tape ketan hitam, bisa mencegah sindrom metabolik.
Gangguan metabolik adalah kombinasi dari obesitas, kadar lemak
(trigliserida) yang mengalir dalam darah tinggi, kadar kolesterol baik
(HDL) yang rendah, hipertensi, dan gula darah yang terganggu.
Gangguan
itu ditandai dengan meningkatnya ukuran lingkar pinggang, meningkatnya
kadar trigliserida darah, dan tekanan darah tinggi. Jika sudah mengalami
sindrom ini, penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes melitus tipe 2 mudah menyerang. "Separuh penderita sindrom metabolik mengalami penyakit ini," kata Fauziyah.
Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 21 persen orang dewasa berusia 40 tahun
ke atas menderita sindrom metabolik. Angka lebih tinggi didapat The
Adult Treatment Panel III of the National Cholesterol Education Program,
yakni 24 persen. Di Amerika Serikat prevelansinya mencapai 25 persen.
Sedangkan di Indonesia 24-31 persen
Nah, sindrom ini bisa dicegah
dengan mengkonsumsi tape ketan hitam. Dalam penelitian untuk
menuntaskan program doktoralnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia itu, Fauziyah meneliti sebagian masyarakat di
Kecamatan Cililin dan Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat, yang memproduksi tape ketan hitam. Sebanyak 57
orang berusia 40 tahun ke atas di antaranya menderita sindrom metabolik,
57 lainnya tidak.
Pola makan dan aktivitas fisik mereka
diteliti. Hasilnya, mereka yang mengkonsumsi tape lebih dari 11,5 gram
atau satu sendok per hari tak mengalami gangguan metabolisme. Dari
berbagai penelitian sebelumnya, diketahui kandungan fenolik, antioksidan
jenis flavonoid, antosianin, dan serat pada ketan hitam berpengaruh
terhadap pencegahan obesitas dan diabetes.
Tape juga lebih
gampang dicerna dibanding ketan hitam yang belum difermentasi. Biasanya,
saat makan ketan hitam dalam jumlah banyak, perut terasa sedikit
kembung. Tapi tak demikian dengan tape. Orang bisa melahap beberapa
bungkus sekaligus.
Namun tak sembarangan tape bisa dikonsumsi
dalam jumlah banyak. Fauziyah menyarankan tape ketan hitam yang baru
saja matang. Kalau yang sudah lama didiamkan akan mengandung banyak
alkohol. Tape yang sudah lama ini, selain lebih asam, kandungan
alkoholnya bisa membuat pencernaan terganggu. Bagi penderita gangguan maag, asam lambung bisa meningkat tajam jika terlalu banyak makan tape ini.
"Lebih baik yang baru disimpan 3-5 hari," ujarnya. "Masih lebih manis dan tak asam."
Ahli
gizi dan guru besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut
Teknologi Bandung, Made Astawan, mengatakan warna pada ketan hitam yang
tak dimiliki beras lain membuat jenis ini istimewa. Kandungan
antioksidannya bisa menangkal reaksi oksidasi kolestrol jahat (LDL)
dalam darah. Jika oksidasi ini tak dihambat, radikal bebas akan
mengoksidasi LDL, yang memicu banyak penyakit seperti diabetes, kanker,
termasuk penuaan dini.
Menurut Fauziyah, jika dibanding saat
masih berupa ketan, aktivitas antioksidan pada tape jauh lebih besar.
Dari sekitar 30 persen menjadi 72 persen setelah diberi ragi.
AL
Copyright Alia Fathiyah
No comments