Simpati Telkomsel, Cinta Pertamaku


Kartu Simpati Telkomsel bisa dibilang 'cinta pertama' saya. Pertama kali mempunyai handphone, saya menggunakan nomor Simpati Telkomsel, dan itu sudah berlangsung belasan tahun lamanya. Jadi begini ceritanya.

Pada 1999, tepatnya 17 tahun lalu, saya sedang berada di gedung DPR untuk tugas liputan. Terlihat Telkomsel sedang membuka booth untuk mensosialisasikan dengan menjual kartu perdana Simpati seharga Rp 75 ribu.

Yap! Dulu, kartu perdana memang masih mahal, malah ada harga Rp 1 juta. Handphone saja, belum semua memakainya, saya waktu itu hanya punya pager, hehehe. Karena telah punya kartu perdana dari Telkomsel, alhasil saya harus membeli telpon genggam yang saat itu masih sangat mahal. Akhirnya, saya membeli hanpdhone Nokia Pisang yang bekas. Maklum, baru kerja dan gaji wartawan sangat kecil, Lol.

Nah, sejak saat itu, kartu Simpati yang hingga kini masih saya pakai dengan baik, sangat membantu. Ketika orang kebingungan cari sinyal karena pakai operator lain, saya sih anteng-anteng saja karena sinyal selalu kencang. Bahkan jika saya liputan ke daerah, seperti ke Kupang, Batam atau Madura, teman-teman saya kesulitan mencari sinyal untuk kirim berita, saya bebas ditelpon dan menelpon untuk laporan berita.

Saya termasuk orang yang nggak mau ribet. Menurut saya menggunakan produk Telkom di era #IndonesiaMakinDigital ini sangat membantu dan mempermudah. Setelah puas memakai kartu Simpati selama belasan tahun, saya mencoba memakai produk Telkomsel lainnya, yaitu Kartu Halo. Bayangin, saking cintanya dengan produk Telkom, saya jadi menggunakan dua kartu keluaran Telkomsel.

Banyak yang mengatakan, dengan menggunakan Kartu Halo, paket internet yang digunakan sangat murah. Saya pun penasaran dan mendatangi GraPari, ternyata memang benar. Selama satu bulan saya hanya membayar Rp 60 ribu dengan gratisan internet, bebas telpon dan SMS sesama Telkomsel. Ketika saya menceritakan hal ini, adik saya pun ikutan daftar Kartu Halo, hahahha.

Yang mempermudah lainnya adalah semua keluarga besar saya menggunakan nomor dari Telkomsel. Dengan Kartu Simpati saja,  saya bisa murah bersilaturahmi ke semua keluarga dengan mengaktifkan TM ON, hanya Rp 2500 hingga sore hari. Bukan saja keluarga, sahabat saya yang ada di Yogyakarta, Depok dan Pamulang (sahabat saya ada 3 heheh) juga menggunakan nomor Telkomsel.  Lebih murah dan tentunya silaturahmi juga terus jalan tanpa putus.

Nah, bukan produk Telkom itu saja yang saya gunakan. Ketika saya mendaftar Kartu Halo, saya tertarik untuk mendaftar Telkomsel TCash. Saya melihat banyak restoran yang memberikan diskon besar jika menggunakan TCash. Namanya emak-emak, kayaknya nggak sah kalau nggak cari yang diskonan.

Pakai Tcash dan IndiHome

Hidup saya memang dikelilingi oleh produk Telkom. Seiring waktu sekarang ini, saya  sudah menjadi seorang freelancer dan blogger, tentu saya sangat membutuhkan koneksi internet di rumah. Akhirnya, suami memasang paket IndiHOME. Dan paket ini sangat menakjubkan dan bikin nagih. Bagaimana tidak. Sebelum memakai IndiHOME, saya sudah menggunakan TV Kabel lainnya selama bertahun-tahun.
Tapi ketika menggunakan produk Telkom satu ini, kami satu keluarga yang memang sangat suka menonton film, terbantukan sekali jika ada film terlewat tak bisa ditonton. Saya hanya memencet On Demand, baik untuk channel televisi atau pun untuk channel film. Dan kita nggak akan ketinggalan film ataupun info terbaru.

Ckckckck...memang sangat dimanjakan sekali ini. Harganya pun tergolong murah jika saya bandingkan dengan TV Kabel yang saya gunakan sebelumnya.

Oke, Telkom, saya menunggu inovasi barunya lagi. Pasti saya akan coba.

Alia Fathiyah

5 comments

  1. Aku juga pakai Telkomsel mba :)
    Sejak duluuuu sampai kini. Hiihii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaaa ayukk ikutan lomba ini, terakhir hari minggu, cuzzz

      Delete
  2. Telkomsel ini emang juara banget kalo soal sinyal. Dulu jaman ekspedisi ke pedalaman Enrekang, Sulsel temen-temen yg lain sudah mulai kesusahan komunikasi saya masih bisa haha hihi ditelpon orang rumah. Pun ketika KKN di Sabang, NAD, banyak rekan setim yg harus beli perdana baru ketika sampai di sana karena emang sinyal Telkomsel yg paling kuat dan stabil :D

    ReplyDelete
  3. Kita memang sangat terbantu dengan hadirnya telkom yang menjangkau hingga ke kepelosok kampung ya mbak. Kebayang dulu hidup di tahun 1980-an....semua masih analog...

    ReplyDelete