(Review) Film Fast & Furious 8, Sentuhan Berbeda dari F Gary Gray
Monday, April 24, 2017
Sekuel Film Fast Furious 8 disambut antusias oleh penggemarnya. Penoton penasaran, bagaimana jadinya jika film itu tanpa Brian (Paul Walker), si pemain utama bersama si botak Dominic Torres (Vin Diesel). Beginilah hasilnya, sila dibaca..
Pembukaan film langsung tertangkap sebuah mobil yang melaju di pinggir laut, kamera mengambil gambar dari atas. Pemandangan yang indah dari Havana, Cuba. Entah kenapa, prolog itu mengingatkan gue akan film-film James Bond. Biasa.
Namanya Havana dengan pemandangan yang indah, kayaknya nggak sah jika nggak ditampilkan para wanita cantik dan seksi, yang sudah menjadi ciri khas semua film FF.
Muncul Dom Toretto (Vin Diesel) yang baru menikah dan sedang bulan madu dengan Letty (Michelle Rodrigues). Kerusuhan mulai terjadi ketika sepupu Dom berbuat onar yang berakhir di jalan raya dengan balapan. Ketebak, Dom muncul sebagai pemenang.
Pertemuan tak sengaja yang diatur oleh Chipher (Charlize Theron), membuat kehidupan Dom berbalik 180 derajat. Dom hanya diperlihatkan sebuah video dari gagdet, lalu tanpa penonton tahu video apakah itu, Dom berkhianat ke teman-teman dan Letty. Chipher adalah penjahat cyber yang canggih dan tak tersentuh. Dia selama ini dibilang the legend karena tidak doketahui sosok dan domisilnya. Bukan Charlize Theron namanya kalau nggak selalu tampil memikat dan total. Dia sebagai salah satu bagian terbaik dari film ini.
Di belahan dunia lain, Hobbs (Dwayne Johnson) yang sedang melatih tim sepak bola anak perempuannya harus menerima tawaran sebuah misi. Nah, pas adegan wajah Hobbs sedang teriak-teriak di sekumpulan anak-anak cewek, gue bisa nebak kalau Hobbs sedang mengajarkan anak-anak bukan sekumpulan militer (ketebak bangetkans, so typical). Kelucuan ini sering diulang beberapa sutradara jadi membosankan.
Hobbs menghubungi Dom dan timnya untuk berkumpul di Berlin. Mereka mencuri sebuah aset berharga, tapi dikhianati Dom. Dom kabur, Hobbs masuk penjara dan bertemu musuh bebuyutan, Deckard Show (Jason Statham).
Nah ini bagian yang gue suka. Mr Nobody (Kurt Russel) sangat menginginkan Hobbs untuk membantunya dalam mengatasi masalah, karena Hobbs menolak, Mr Nobody membuat rencana hingga dia dan Deckars berhasil lolos dari penjara. Diiringi dengan musik menghentak, Statham yang memang jago bela diri berhasil mengalahkan beberapa sipir penjara yang menghalanginya, sama dengan Hobbs yang menghabiskan orang-orang di depannya demi mengejar Deckard untuk balas dendam.
Ada rasa berbeda ketika menonton FF8 jika mau dibandingkan dengan sekuel sebelumnya, di bawah komando sutradara Justin Lin dan James Wan. Rasa 'Asia' dengan plot cepat berhasil diatasi kedua sutradara itu terutama Wan. Sedangkan F Gary Gray, ( Straight Outta Compton, The Italian Job), dan backgroundnya sebagai produser musik terlihat dari jenis dan pilihan musik di scoring FF8.
Tapi, di pertengahan film bagi gue agak membosankan ketika Letty baper karena Dom menjadi penjahat. Para tim lain kayak kebingungan, apa yang mau dikerjakan karena bos mereka nggak ada, Dom dan Brian.
Baca Juga: Dian Satro si Indonesian Sweetheart
Selain itu karakter baru yang dimainkan Scott Eastwood kayaknya nggak penting dimunculkan. Nggak ngaruh apa-apa. Mungkin maksud Gary ini menambah personil tim yang sudah hilang seperti Brian O’Connor (Paul Walker), Mia (Jordana Brewster), Han (Sung Kang), dan Gisele (Gal Gadot).
Ada yang gak srek ketika mereka nggak muncul, rasa nggak rela karena anggota tim jadi berkurang.
Dan yang bikin gue nggak srek lainnya ketika kehebohan di New York City (konon, NYC ini memang lokasi paling bagus ketika muncul di layar, alhasil banyak film Hollywood yang mengambil lokasi syuting di salah satu kota tersibuk di dunia itu).
Kehebohan yang dibuat itu mengingatkan gue akan film The Avengers, apalagi ketika Dom muncul di atas kap mobil dengan memakai topeng, biasaaaa, kreatif sedikit dong bro!
Selain itu, scene kekacauan mobil yang jalan sendiri tanpa sopir serta saling terjun dari gedung, menurut gue kelamaan. Terlalu banyak kekacauan visual serta grafis komputer sehingga jadi membosankan. Kenapa sih harus dibikin sampe detil itu mobil-mobil seliweran di jalanan.
Dan karakter Megan Ram (Nathalie Emmanuel) sangat pasif. Padahal, tema cerita ini adalah penjahat internet seharusnya, ini tema dimana Megan menjadi pemimpin dan unjuk kebolehannya sebagai hacker handal. Tapi Megan lebih banyak berdiri, duduk, dengan mimik wajah selalu sama, pasif banget (ganti deh).
Dibalik semua kekurangan, gue salut sama Gary karena mampu membuat film ini jadi semakin menegangkan. Meski durasi lama, Gary bisa memunculkan adrenalin penonton dan beberapa cameo.
Seperti kebut-kebutan di es, biasanya FF selalu diaspal. Ini sangat menarik dan berbeda, munculnya kapal selam, tembakan nuklir, semua itu menegangkan dan penjahatnya seperti the untouchable.
Beberapa cameo juga asik, seperti kemunculan aktris lawas Helen Mirren yang menjadi ibu dari Shaw bersaudara, juga kemunculan sebentar Owen Shaw (Luke Evans) yang membantu kaaknya menumpas Chiper.
Dari beberapa pemain yang muncul, beberapa juga main di The Italian Job (Jason Statham, Charlize Theron), kayaknya kalau Gary lagi yang menjadi sutradara FF9 bakal muncul Mark Wahlberg, hahaha sekalian aja reuni ya.
Dengan segala kejutan menuju ending, film ini buat gue keren si, apalagi karakter Tyrese Gibson yang menjadi Roman Pearce si big mouth, sebagai pengocok perut. Hingga film selesai, penonton sudah bisa ketebak akan ada FF9, tunggu saja siapa sutradara yang bisa mengaturnya hingga film ini selalu box office yang semua pemainnya berkepala botak, Lols.
AAL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
keren bener pokoknya film ini, perang bintang hollywood pokoknya
ReplyDeletebenerr, cameonya apa lagii
DeleteWah, film recommended banget. Makasih buat review nya
ReplyDeletemacamaaa jangan bosan mampir yee
Delete