Film Everest, Ketika Alam menjadi 'Musuh'

Film Everest memberikan kita gambaran baru soal bisnis di dunia pendakian gunung. Selama ini, film yang menceritakan tentang pengalaman naik gunung, hanya menceritakan kesulitan dan tantangan dalam menaklukkan alam hingga bisa berhasil sampai puncak gunung.

Tapi berbeda dengan film Everest. Berdasarkan dari kisah nyata pada 1996, penonton menjadi mengerti, petualangan yang mempertaruhkan kematian untuk bisa sampai di puncak gunung tertinggi dunia itu, merupakan lahan bisnis yang subur. Dengan harga 'tiket' US $ 65 ribu, siapa saja bebas bisa sampai puncak Everest dengan taruhan nyawa.

Dengan target, orang-orang yang 'gatal' untuk membuktikan dirinya sendiri kalau mampu menaklukkan Evereset. Atau orang yang hidupnya depresi dan ingin merasakan terlahir kembali dengan mendaki Everest, adalah klien (sebutannya) empuk.


Bercerita tentang Rob Hall (Jason Clark), pimpinan Adventure Consultant. Dia bertugas untuk membawa klien, orang-orang yang mendaftar untuk bisa sampai ke puncak Everest. Ternyata, pada saat yang bersamaan, banyak pendaki dengan rombongan yang berbeda ingin ke Everest pula.

Banyaknya karakter dalam film ini menimbulkan konflik dari masing-masing pemainnya-yang mungkin-bisa menimbulkan kebingungan bagi penonton.

Seperti Beck Weathers (Josh Brolin), seorang pengusaha sakti asal Texas (saking saktinya, sang istri mampu mengirim helikopter hanya bermodalkan telpon ke Nepal), ada Doug Hansen yang ingin sampai puncak demi anak-anaknya, lalu pengusaha asal Jepang berusia 47 tahun, Naoko Mori Yasuka Namba, dia telah mendaki enam gunung tertinggi di dunia, dan Everest adalah gunung terakhir yang dia daki.


Bisa ditebak, cuaca buruk dan tidak bisa diprediksi menjadi 'musuh' nyata yang tak bisa dilawan oleh para pendaki ini. Sang sutradara, Baltasar Kormakur mampu menggambarkan keindahan sekaligus kengerian yang terjadi di Everest. Badai dahsyat menyerang Everest, ditambah dengan medan yang berat serta diterpa angin dingin serta suhu beku dan kehabisan oksigen, bagian itu merupakan pertempuran keras dan mustahil untuk dilawan para pendaki.

Dua aktris hebat, Keira Knightley yang berperan sebagai Jane, istri dari Rob Hall yang sedang hamil,dan Robin Wright, sebagai Peachy, istri dari Beck Weathers. Keduanya hanya lebih banyak berakting menunggu panggilan telpon tapi mampu memberikan akting maksimal yang menguras air mata.

Dalam hal sinematografi, cerita, akting, film ini nyaris sempurna untuk sebuah tontonan yang bisa menaikkan adrenalin meski tidak dikategorikan sebagai film thriller. Kita juga diperlihatkan bagaimana saling membantu sesama pendaki agar sama-sama bisa selamat, tapi justru pertolongan tersebut mempertaruhkan nyawanya.  Recomended untuk ditonton lho!!

Selamat Menonton!!





AAL

No comments