Ke Semarang: Pengalaman Pertama Naik Kereta Api dengan Anak Balita



Melakukan perjalanan dengan anak, apalagi yang balita tentunya susah-susah gampang. Di usia balita, anak lagi lasak, gak bisa diam, dan gampang tantrum. Jadi tantangan tersendiri bawa anak umur segitu, naik transportasi umum pula.  Nah ini pertama kalinya saya keluar kota dengan si bontot, 3 tahun, ke luar kota alias Semarang. Naik kereta api ekonomi pula.



Kereta ekonomi Jakarta-Semarang

Jadi waktu itu saya diajak salah satu sepupu yang mau melamar pacarnya di Semarang. Tau-tau udah dibeliin tiket aja, nggak taunya tiket ekonomi. Banyak yang bilang kereta ekonomi sekarang udah bagusan, bersih, ada AC, dan toiletnya juga bersih. Buat saya yang utama adalah ada AC dan toilet bersih. Siplah.

kereta ekonomi
Berangkat dari Stasiun Senen yang selalu ramai. Terakhir saya naik kereta dari Stasiun Senen itu udah lama banget, tahun 90-an ke Yogyakarta (whuaa ketauan remaja 90an deh). Waktu itu memang stasiun Senen 'menyeramkan', gak layak dibilang stasiun. Saking rebutan kursi malah naik kereta masuknya lewat jendela. Jadi lumayan kaget juga ketika melihat Staisun Senen udah berubah, banyak cafe dan makanan 'layak'.

Naik kereta jam malam, lantaran target nyampe Semarang itu pagi. Pas naik, kesan pertama memang sudah lebih baik dari terakhir saya naik (yaiyalaaaa). Ada AC, tempat taro tas di atas, nah masalah muncul ketika sudah duduk. Rapet banget. Dengkul sama dengkul saling menyapa dengan orang yang duduk di depan. Kalau orang yang kenal sih nggak masalah, kalau orang lain kan aneh bin risih.

Untungnya saat itu, pergi dengan beberapa keluarga, jadi kita 'mengusai' empat kursi depan belakang. Untungnya lagi ada AC (meski gak dingin banget padahal udah prepare bawa selimut sama jaket) si bontot pun lelap tidur, tinggal emaknya nggak bisa tidur lantaran si bontot harus tidur dengan leluasaa...whuaaaaa...pengalaman pertama ini.

Kereta Bisnis

Nah, ini kepergian kedua ke Semarang dengan satu hal yang sama. Kali ini sepupu menikah, lantaran udah pernah punya pengalaman kurang enak dengan ekonomi, saya pun memesan kereta kelas eksekutif. Harga lebih dari dua kali lipat.  Tiket ekonomi itu Rp 160 ribu, sedangkan eksekutif Rp 375 ribu. Mau kelas bisnis tapi udah penuh, pablebuat akhirnya naik yang mahal dengan si bontot. Kalau harga pesawat gak jauh berbeda, mungkin saya memilih pesawat. Tapi saat itu tiket pesawat Semarang Jakarta sedang mahal.

Kalau kelas eksekutif tentunya sangat berbeda ya, baik dari kebersihan, kursi, gerbong dan lainnya. Untuk kursi bentuknya untuk dua orang, jadi lebih nyaman. Kalau ekonomi kan untuk kursi blas tiga orang, itupun dempet-dempetan.  Model duduknya juga kayak di pesawat, bukan berhadap-hadapan, jaraknya dengan yang di depan juga lengang. Tentu nyaman dong.  Lebih bersih, lebih terang, AC juga lebih berasa, ada TV di ujung masuk tiap gerbong (meski TV nya cuma iklan kereta api, capedeee) dan kamar mandi gak beda jauh sama ekoomi sik.

Si bontot pun juga terlihat happy. Saya dengan keluarga yang lain, memilih tiket siang, jadi bisa dibayangkan kalau si bontot belum kepingin tidur. Si bontot lari-larian dari ujung ke ujung, bercanda dengan kakak sepupunya, dan berisik. Bayangin selama 6 jam apa yang dilakukan anak balita supaya bisa diam duduk manis? Tentu henpon kan? Dan nggak mungkin juga selama 6 jam dia liat henpon.

Ini tips saya:

1. Alihkan dengan pemandangan di luar jendela. Biasanya saya sekalian 'ngibul' mendongeng. Misal ada rumah tyrex (hahaha dia suka tyrek dan teman-temannya). Atau jika ada kereta lewat alihkan dengan hal lain. Setiap ibu pasti taulah apa minat tiap anaknya, nah gunakan itu supaya nggak bosan.

2. Ketika Makan

Memang sih saya akuin supaya anak anteng dikasih henpon. Apalagi ketika waktunya makan di kereta, bagaimana caranya supaya dia mau makan tanpa drama. Akhirnya nyerah saya kasih henpon. Tapi henpon saya nggak ada koneksi internet, jadi bontot hanya liat video dirinya sendiri (bayi narsis) atau dia iseng foto-foto di sekitarnya.

3. Biarkan Main
Hasil foto si bontot
Asal diawasin, saya biarkan si bontot lari-larian dari ujung ke ujung. Kalau di gerbong itu ada anak kecil juga, bisa tuh anak anteng. Biasanya minatnya akan teralihkan dari henpon, dan dia mencoba berteman. Itu lumayan bikin si emak bernafas lega dan santai walau cuma sebentar. Jadi kalau saya pergi ada anak kecil, saya alihkan ke anak itu. Si bontot pun juga senang, karena merasa ada anak senasib kali ya.

4. Cemilan
Siapkan cemilan yang dia suka, biar dia menikmati makanannya sambil duduk manis di sebelah si emak sambil melihat keluar jendela.

5. Siapkan kesukaannya

Si bontot ini suka corat coret. Jadi siapkan pulpen dan buku, dia bisa asik corat coret suka-suka, atau bawa mainan. Fatih itu dikasih balok lumayan anteng serius.

6. Keliling
Kita juga pasti bosen dong 6 jam bengong. Mau tidur nggak bisa karena harus jadi 'satpam' awasin si anak kecil. Nah coba main ke gerbong-gerbong dengan si kecil, atau ke gerbong bagian restorannya. Lumayan juga bikin fresh sebentar liat sekitar. Sukur-sukur bisa ketemu artis, kan bisa selfie bareng, Lols.

Semoga Bermanfaat

AAL


5 comments

  1. Bener mbak, sekarang kereta udah bagus kok. Saya malah lebih seneng naik kereta ketimbang naik pesawat kalau masih di daerah jawa. Soalnya tiket pesawat kadang harganya naik apalagi kalau waktunya mepet. Iya seru tuh ada krucil, jadi gak boring-boring amat selama perjalanan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, tapi kalau bawa anak kecil naik ekonomi kasian heheheh

      Delete
  2. Memang sangat menyenangkan kalau liburan menggunakan kerata api. Apalagi kalau berame - rame, 2 minggu yang lalu saya dan teman teman Polarin xinindo mengadakan liburan bareng ke malang menggunakan kereta api. Ternyata sangat mengasikan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kereta sekarang bikin nyaman, semua kbutuhan ada

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete